Bacaan Alkitab hari ini membahas beberapa hal praktis yang berkaitan dengan tanggung jawab seorang Kristen: Pertama, orang Kristen harus menghormati pemimpin rohani yang telah bekerja keras memimpin jemaat (5:12-13). Dukungan terhadap pemimpin itu diperlukan agar sang pemimpin tidak gampang kehilangan semangat. Orang Kristen tak boleh menganggap cara hidupnya sebagai urusan pribadi antara dirinya dengan Tuhan yang tidak boleh dicampuri oleh orang lain karena Allah telah menetapkan adanya pemimpin gereja yang bertugas mengarahkan umat Tuhan, termasuk memperingatkan anggota umat Tuhan yang melakukan kesalahan.
Kedua, orang Kristen harus bersikap peduli terhadap sesama (5:14-15). Kita tidak boleh menutup mata terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Kepedulian inilah yang melandasi teguran terhadap mereka yang hidup tidak tertib, penghiburan terhadap mereka yang tawar hati, serta pembelaan terhadap mereka yang lemah. Kepedulian ini hanya mungkin dilaksanakan bila orang Kristen hidup dalam kebersamaan, bukan hidup menyendiri. Perlu diingat bahwa kepedulian ini harus diwarnai oleh sikap sabar, sikap tidak membalas jahat dengan jahat, serta sikap selalu baik terhadap saudara seiman dan terhadap semua orang.
Ketiga, orang Kristen harus beribadah kepada Allah (5:16-22). Ibadah Kristen seharusnya menghasilkan sukacita (5:16) dan rasa syukur (5:18). Bila ibadah terasa membosankan dan tidak menggairahkan, kita-sebagai pribadi dan secara kebersamaan-perlu mengevaluasi dan memperbaiki diri. Salah satu unsur penting dalam ibadah Kristen adalah ketekunan berdoa (5:17) serta sikap saling mendoakan (5:25). Nubuat-atau pesan yang diakui sebagai berasal dari Tuhan-tidak boleh dipandang rendah, tetapi harus diuji secara kritis. Sesudah Alkitab selesai ditulis, tidak ada lagi orang berjabatan sebagai nabi yang perkataannya memiliki wibawa seperti perkataan Alkitab. Akan tetapi, masih tetap ada orang yang menjalankan fungsi kenabian dalam arti menyampaikan kehendak Tuhan dalam situasi khusus pada masa kini. Akan tetapi, semua perkataan yang mengatasnamakan kehendak Tuhan harus diuji secara kritis berdasarkan Alkitab karena kehendak Allah tidak mungkin bertentangan dengan ajaran Alkitab. Hanya ajaran yang sesuai dengan ajaran Alkitab yang boleh dijadikan pegangan dalam hidup kita.