Surat 2 Tesalonika memperlihatkan bahwa jemaat di Tesalonika adalah jemaat yang bertumbuh. Dalam surat 1 Tesalonika, kita telah membaca bahwa jemaat di Tesalonika adalah jemaat teladan yang memiliki tiga ciri, yaitu adanya iman yang yang terwujud dalam perbuatan nyata, adanya kasih yang membuat mereka melayani Allah dengan bergairah, dan adanya pengharapan yang membuat mereka memiliki ketekunan saat harus menghadapi penindasan yang berasal dari orang-orang yang menentang pemberitaan Injil (1 Tesalonika 1:1-3). Dalam surat 2 Tesalonika, terlihat jelas bahwa ketiga ciri di atas bukan hanya masih ada, melainkan juga bertumbuh. Rasul Paulus mengatakan bahwa iman jemaat di Tesalonika makin bertambah dan kasih mereka antara yang seorang dengan yang lain semakin kuat (2 Tesalonika 1:3). Walaupun kata pengharapan tidak disebut secara langsung, kebanggaan Rasul Paulus atas ketabahan dan iman jemaat dalam menghadapi penganiayaan dan penindasan menunjukkan bahwa jemaat di Tesalonika juga terus bertumbuh dalam pengharapan mereka (1:4). Untuk menguatkan jemaat Tesalonika dalam menghadapi penindasan, Rasul Paulus kembali mengingatkan jemaat bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali disertai oleh para malaikat-Nya. Saat itu, para penindas umat Allah akan menerima pembalasan berupa hukuman yang mengerikan, yaitu kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, sedangkan umat Allah yang mengalami penindasan akan mendapat kelegaan (1:6-10).
Tuhan Yesus berkata bahwa umat-Nya Dia utus seperti domba ke tengah-tengah serigala (Matius 10:16). Sekalipun jemaat Tesalonika sejak rintisan telah mengalami berbagai penganiayaan, mereka tetap bertumbuh dalam iman, kasih, dan pengharapan. Rasul Paulus sadar bahwa Allah telah mengabulkan doanya bagi jemaat Tesalonika, sehingga ia merasa wajib mengucap syukur kepada Allah (1 Tesalonika 3:10-13; 2 Tesalonika 1:3-4). Apakah Anda--sebagai anggota gereja--terus bertumbuh dalam iman, kasih dan pengharapan? Apakah Anda--para pemimpin gereja--setia membina dan mendoakan jemaat agar terus bertumbuh dalam iman, kasih, dan pengharapan? Apakah Anda--siapa pun Anda--teguh berpegang pada pengharapan akan kedatangan Kristus kedua kali, saat penderitaan kita berakhir?