Yang sangat melegakan hati waktu kita membaca kitab para nabi adalah bahwa kita dapat melihat dengan sangat jelas kuasa Allah atas masa depan. Kita tidak mengerti apa yang akan terjadi besok, bahkan apa yang sebentar lagi akan terjadi pun kita tidak tahu. Akan tetapi, Allah mengerti apa yang akan terjadi di masa depan, bahkan Allah mengerti semua hal yang akan terjadi sampai masa kekekalan. Allah tahu akhir hidup kita, dan Allah juga tahu apa yang terjadi saat ini. Penghiburan yang harus diberitakan oleh nabi Yesaya dalam 40:1 itu adalah penghiburan untuk umat Yehuda yang akan mengalami hukuman pembuangan di Babel. Perhatikanlah bahwa penghiburan itu disiapkan sebelum penghukuman dilaksanakan.
Allah yang kita sembah bukan hanya menguasai masa depan, tetapi juga merencanakan masa depan. Kedatangan Kristus--Allah yang menjadi Manusia--yang kita peringati sepanjang masa raya Natal itu bukan peristiwa yang mendadak terjadi, melainkan peristiwa yang sudah dirancang sebelumnya dan sudah disampaikan Allah melalui mulut para nabi ratusan tahun sebelum peristiwa itu terjadi. Suara yang berseru-seru di padang gurun dalam 40:3-4 itu menunjuk kepada tugas yang di kemudian hari dilaksanakan oleh Yohanes Pembaptis, yaitu pendahulu--atau pembuka jalan--bagi pelayanan Yesus Kristus, Sang Mesias yang telah dijanjikan Allah dalam Perjanjian Lama (lihat Matius 3:3-4; Markus 1:3-4; Lukas 3:3-6; Yohanes 1:23). Kita perlu meyakini bahwa Allah itu berkuasa untuk melaksanakan apa pun yang Ia rencanakan. Kita juga harus meyakini bahwa Allah mengasihi umat-Nya. Allah itu seperti seorang Gembala dan kita semua seperti domba-domba yang Dia gembalakan (40:10-14,25-26).
Saat ini wabah Covid-19 membuat semua orang berada dalam situasi yang sulit. Wabah itu bisa menimpa setiap orang--termasuk kita--tanpa bisa kita cegah. Di satu sisi, kita harus melakukan bagian kita untuk menjaga jarak dengan menghindari kerumunan, menjaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan dan memakan makanan bergizi, serta meminimalkan penularan dengan memakai masker. Di sisi lain, kita harus tetap meyakini bahwa kita tidak akan terkena wabah bila Allah tidak mengizinkan hal itu terjadi pada diri kita. Apakah Anda meyakini bahwa Allah berkuasa atas masa depan Anda?