Pertobatan bukanlah sekadar ungkapan seremonial--artinya bersifat upacara--seperti kepala yang tunduk, memakai pakaian sobek, tidur di tanah, memakai kain kabung, atau meletakkan abu di atas kepala sebagai ungkapan penyesalan atau dukacita. Sebenarnya, ungkapan penyesalan seperti di atas tidak salah. Akan tetapi, ungkapan seperti itu menjadi tidak berarti bila tidak disertai tindakan yang menunjukkan adanya perubahan sikap. Di satu sisi, Allah menuntut agar pertobatan umat-Nya diungkapkan melalui sikap yang lebih manusiawi terhadap kaum buruh serta penghentian sikap kejam dan memeras terhadap orang yang lemah. Di sisi lain, Allah menghendaki agar pertobatan umat-Nya juga diungkapkan melalui tindakan memberi makanan kepada orang yang lapar, memberi tumpangan kepada orang yang tidak punya rumah, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, dan tidak menutup mata terhadap saudara sendiri yang sedang menghadapi masalah (58:3-7). Selain itu, umat Yehuda wajib mengikuti aturan Sabat dengan sepenuh hati, bukan sebagai beban--karena dilarang bekerja--tetapi sebagai kesenangan (58:13). Dengan demikian, ibadah menjadi sumber kekuatan untuk menghadapi berbagai persoalan pada enam hari kerja berikutnya.
Pada masa kini, kita juga masih bisa menjumpai orang-orang yang mengaku Kristen, tetapi hidup tanpa bukti pertobatan. Kita mungkin merasa terperanjat, marah, dan sedih saat menyadari bahwa sebagian pelaku kejahatan, pengguna--serta pengedar--narkoba, bahkan juga koruptor kakap ternyata memakai nama tokoh Alkitab. Kita masih bisa menemukan tokoh-tokoh gereja yang perilakunya justru menjadi batu sandungan--bukan menjadi teladan--bagi anggota jemaat. Semestinya, kita terus-menerus memeriksa hidup kita, apakah perilaku kita sudah sesuai dengan iman kita. Iman harus diterjemahkan dalam tindakan. Tanpa tindakan, iman kita hanyalah iman yang mati (Yakobus 2:26). Perbuatan adalah bukti dari iman (Yakobus 2:18). Tanpa perbuatan, iman kita hanyalah sekadar omong kosong yang tidak berarti. Apakah iman Anda telah terpancar dalam kehidupan Anda, baik di rumah, di kantor, di toko, di sekolah, dan di mana pun Anda berada? Bila tindakan Anda belum sesuai dengan iman Anda, Anda harus segera bertobat dengan mengubah cara berpikir dan praktik hidup Anda!