Dari keempat Injil, hanya Lukas yang mencatat secara mendetail kisah tentang Maria yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus (1:30-35). Maria digambarkan sebagai wanita yang memiliki peranan sangat penting di dalam proses kelahiran Yesus Kristus sebagai manusia. Iman Maria kepada Allah sangat luar biasa, bahkan dapat dikatakan melebihi murid-murid yang sebagian besar tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus sebelum peristiwa kebangkitan dan Pentakosta. Maria hanyalah seorang wanita sederhana yang pada zaman itu tidak terlalu mendapat tempat di tempat di tengah masyarakat. Namun, ia beroleh kasih karunia di hadapan Allah (1:30).
Beroleh kasih karunia di hadapan Allah adalah hal terpenting dalam kehidupan orang percaya. Bila kita memperoleh kasih karunia Allah, kita tidak perlu takut. Maria terkejut saat mendengar salam dari malaikat Gabriel. Namun, malaikat Gabriel meminta Maria agar tidak merasa takut. Kasih karunia Allah tersedia untuk Maria sehingga ia tidak perlu takut menghadapi apa pun yang akan terjadi di masa depan. Tidak mudah bagi Maria untuk menghadapi masa depan dengan tanggung jawab yang besar. Namun, kasih karunia Allah menopang dan memampukan dia. Maria menerima kasih karunia Allah dan Maria juga mempercayai Allah dengan sepenuh hati. Respons semacam itu sangat penting. Memercayai Allah dengan segenap hati akan membuat kasih karunia yang diberikan Allah kepada kita menjadi nyata dan efektif. Maria memercayai berita yang disampaikan malaikat, meskipun berita itu terdengar mustahil terjadi.
Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus memperoleh kasih karunia Allah melalui penebusan Kristus (Roma 3:23-24). Setelah peristiwa Pentakosta, kasih karunia Allah semakin berlimpah. Roh Kudus diutus Allah untuk mendiami hati setiap orang percaya. Roh Kudus yang berdiam di dalam hidup kita merupakan wujud kasih karunia Allah yang tidak perlu diragukan. Yang menjadi pertanyaan, apakah Anda sungguh-sungguh percaya kepada Allah di dalam situasi-situasi sulit? Percayakah Anda kepada Allah ketika tantangan datang? Menghadapi pandemi Covid-19 seperti saat ini, apakah Anda tetap memercayai Allah atau Anda justru menjadi ketakutan? Ingatlah bahwa kasih karunia Allah itu cukup!