Dalam Alkitab, kita menemukan berbagai respons yang berbeda terhadap apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Ada yang percaya saat melihat sendiri, ada yang percaya walaupun hanya mendengar berita, ada pula yang tidak percaya, bahkan menolak dan membenci Yesus Kristus serta para pengikut-Nya. Bagaimana respons orang-orang di sekitar Zakharia dan Elisabet saat melihat pekerjaan Tuhan atas pasangan suami istri di atas? Pertama, mereka bersukacita bersama-sama dengan Elisabet (1:58). Inilah respons yang semestinya dari orang-orang yang hidup takut akan Allah. Mereka turut bersukacita saat melihat orang lain mengalami rahmat, berkat, dan kebaikan Tuhan. Sebaliknya, orang-orang yang hatinya tidak sungguh-sungguh takut akan Tuhan akan merasa iri hati, kecewa, dan marah saat melihat pekerjaan Tuhan di dalam kehidupan orang lain. Ada orang-orang yang merasa tidak senang saat melihat orang lain yang dulunya hidup susah, sekarang menjadi sukses karena kebaikan Tuhan. Orang-orang semacam ini menginginkan agar orang lain tetap mengalami kesusahan, dan hanya mereka saja yang mengalami kesuksesan. Jelas bahwa respons semacam itu adalah respons terhadap pekerjaan Tuhan yang tidak semestinya.
Kedua, mereka takjub—kata yang diterjemahkan sebagai "heran" dalam 1:63 dapat diterjemahkan menjadi "takjub"—saat melihat bahwa Zakharia memberi nama "Yohanes" kepada anaknya, sama seperti nama yang diberikan oleh Elisabet, istri Zakharia. Perlu dicatat bahwa Zakharia tampaknya bukan hanya bisu, melainkan juga tuli, karena mereka berbicara kepadanya dengan memberi isyarat (1:62). Respons yang semestinya saat melihat pekerjaan Tuhan adalah merasa takjub atau kagum. Kasih dan kesetiaan-Nya membuat Tuhan melakukan perbuatan-perbuatan ajaib di dalam hidup kita. Sudah sepatutnya bila kita merasa takjub atas kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan.
Ketiga, mereka ketakutan (1:65). Ketakutan ini bukan ketakutan karena ancaman atau teror, melainkan ketakutan dalam arti merasa segan. Ketakutan ini mengandung rasa hormat. Melihat bahwa Zakharia yang bisu tuli dipulihkan secara ajaib, mereka merasa takut kepada Allah. Apakah respons Anda juga seperti itu saat menyaksikan pekerjaan Tuhan dalam hidup Anda atau dalam hidup orang lain? Apakah hidup Anda menjadi semakin takut akan Allah?