Sulitnya kehidupan saat ini membuat banyak orang sadar bahwa keluarga itu penting. Pelaku kejahatan sering kali adalah orang yang kurang mendapat kasih sayang dalam keluarga. Banyak kasus kenakalan remaja yang disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Saat ini, kesadaran akan pentingnya keluarga membuat banyak orang memprioritaskan keluarga setelah pekerjaan atau usaha. Walaupun prioritas itu baik, perhatian terhadap keluarga tidak boleh terlalu berlebihan sampai membuat iman kerohanian terabaikan. Banyak orang tua?tanpa sadar?telah memanjakan anak sehingga mental sang anak tidak cukup kuat untuk menghadapi masalah. Anak semacam ini tidak memiliki daya juang dan gampang menjadi depresi. Kebutuhan anak untuk disayangi seharusnya tidak membuat sang anak dilindungi dan dibantu secara berlebihan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa di zaman ini, mendidik anak itu sangat sulit, terlebih karena adanya gempuran gadget dan medsos yang sangat mempengaruhi perkembangan mereka. Anak tak boleh terlalu dilindungi agar tetap bisa bertumbuh menjadi mandiri. Akan tetapi, orang tua juga tidak boleh bersikap terlalu keras agar anak mereka tidak tawar hati (Kolose 3:21). Orang tua harus mendidik anak di dalam takut akan Tuhan dengan sikap tegas, namun harus disertai dengan sikap penuh kasih. Keseimbangan antara ketegasan dan kasih itu sangat sulit dan benar-benar memerlukan hikmat dari Tuhan.
Bagaimana kita bisa mendapat hikmat Tuhan untuk mendidik anak? Syarat utama adalah bahwa kita harus memiliki hati yang takut akan Tuhan (Amsal 1:7). Selanjutnya, kita harus menanamkan hati yang takut akan Tuhan dalam hati anak-anak kita, agar mereka dapat menerima didikan firman Tuhan. Untuk mewujudkan hal itu, kita perlu memprioritaskan pembacaan firman Tuhan, doa, dan ibadah. Tanpa disiplin rohani, mustahil seseorang dapat memiliki hati yang takut akan Tuhan. Untuk bisa memiliki hikmat dalam mendidik anak, orang tua harus mulai dengan memprioritaskan hal-hal rohani, bukan prestasi akademik sang anak. Prestasi akademik dan ketrampilan itu penting, tetapi hidup mengandalkan Tuhan itu jauh lebih penting. Sebagai orang tua, kita terbatas. Kita tidak mungkin bisa menjaga anak-anak kita selamanya. Namun, bila anak-anak kita telah terbiasa untuk hidup mengandalkan Tuhan, mereka akan mendapat kekuatan untuk menghadapi setiap masalah kehidupan. Apakah Anda telah menjalani hidup dalam takut akan Tuhan? [GI Wirawaty Yaputri]
Hal mendasar yang harus ada dalam sebuah keluarga Kristen adalah tatanan (aturan) keluarga yang sesuai dengan firman Tuhan. Tiap keluarga terikat oleh budaya, tata cara, dan kebiasaan yang bisa berbeda dengan keluarga yang lain. Namun, setiap anggota keluarga Kristen memiliki tugas dan panggilan yang didasarkan pada firman Tuhan. Tuhan telah menetapkan agar istri tunduk kepada suami (3:18). Kata "tunduk" di sini tidak berarti bahwa istri boleh diperbudak atau ditindas oleh suami, melainkan berarti bahwa ada tatanan kepemimpinan yang harus diikuti. Kata "tunduk" tidak berarti bahwa istri menjadi pasif, melainkan istri harus dengan rendah hati membantu dan menolong suami. Walaupun panggilan untuk tunduk ini tidak mudah, istri harus menyadari bahwa itulah kehendak Tuhan dalam sebuah keluarga Kristen. Istri yang "lebih hebat" dari suami pun harus tetap menghormati suaminya dengan mempersilakan suami untuk mengambil keputusan dan memimpin keluarga. Istri harus membantu dengan lemah lembut.
Meskipun Allah menempatkan suami sebagai kepala keluarga, tidak berarti bahwa suami boleh bersikap otoriter atau bertindak semena-mena. Suami diperintahkan untuk mengasihi istri (3:19). Suami yang mengasihi istri pasti tidak akan berbuat semena-mena dan menindas istri. Suami yang hidup takut akan Tuhan akan mengasihi istrinya dengan kasih Tuhan. Selanjutnya, Tuhan memerintahkan agar setiap anak menaati orang tuanya dalam segala hal (3:20). Apakah perintah itu berarti bahwa seorang anak harus menaati semua perintah orang tua tanpa kecuali, termasuk perintah untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kehendak Tuhan? Ketaatan kepada kehendak Tuhan harus lebih diutamakan daripada ketaatan kepada orang tua (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 5:29). Namun, Tuhan ingin agar kita tetap menghormati orang tua kita, walaupun mungkin mereka salah. Sebaliknya, setiap orang tua Kristen harus mendidik anak mereka dengan baik, tetapi jangan sampai membuat anak mereka tawar hati (3:21). Kata "tawar hati" dapat diartikan sebagai patah semangat. Anak harus dididik dengan kasih, bukan dengan tindakan atau kata-kata yang kasar, agar anak mereka tidak menjadi tawar hati atau patah semangat. Dosa bisa membuat keluarga tidak berfungsi sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun, anugerah dan Firman Tuhan siap menolong kita. [GI Wirawaty Yaputri]