Tuhan Yesus dibawa ke hadapan Pilatus karena hukum Romawi pada waktu itu tidak mengizinkan Mahkamah Agama Yahudi mengambil keputusan untuk menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang yang dianggap bersalah. Hukuman mati hanya bisa diputuskan oleh pemerintah (bandingkan dengan Yohanes 18:31). Oleh karena itu, agar bisa menghukum mati Tuhan Yesus tanpa melanggar hukum pemerintah Romawi, para pemimpin agama itu tidak mempunyai pilihan selain memaksa pemerintah meluluskan permintaan mereka. Yang berhak mengambil keputusan saat itu adalah Pontius Pilatus selaku prokurator Romawi di daerah Yudea. Prokurator Romawi adalah orang yang memiliki wewenang untuk mewakili kaisar Romawi dalam pengadilan negeri pada zaman itu. Fungsi prokurator mirip dengan pengacara. Namun, sebagai prokurator, Pilatus memiliki wewenang untuk memutuskan sendiri perkara-perkara yang diajukan kepadanya.
Pilatus sempat menginterogasi Tuhan Yesus. Namun, tampaknya Pilatus tidak benar-benar ingin menelusuri kasus yang diajukan para pemimpin agama itu. Bahkan, saat mengetahui bahwa Yesus Kristus berasal dari Galilea, ia mengirim Dia kepada Herodes Antipas yang merupakan gubernur di wilayah Galilea saat itu. Herodes berusaha menginterogasi, tetapi Tuhan Yesus sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan Herodes. Herodes tidak benar-benar serius menangani kasus tersebut. Oleh karena itu, setelah ia dan pasukannya menista dan mengolok-olok Tuhan Yesus, Herodes mengembalikan Yesus Kristus kepada Pilatus (23:10-11). Dengan demikian, Pilatus harus membuat keputusan sendiri. Sebenarnya, ia tahu bahwa Yesus Kristus tidak bersalah. Pilatus ingin membebaskan Yesus Kristus, tetapi ia takut terhadap ancaman orang-orang Yahudi (23:23; bandingkan dengan Yohanes 19:7-16). Akhirnya, ia menyerah terhadap tuntutan massa dan terpaksa mengabulkan tuntutan untuk menyalibkan Yesus Kristus.
Setiap orang yang mendengar berita Injil harus menetapkan sikap terhadap Yesus Kristus. Kita tidak bisa memilih Yesus Kristus, tetapi sekaligus memilih dunia ini. Bila Anda memilih Yesus Kristus, Anda harus menjadi murid-Nya, bukan sekadar menjadi penggemar atau penonton. Bila Anda memilih dunia ini, Anda tidak bisa menjadi pengikut Yesus Kristus yang sejati. Apakah Anda sudah memilih?