Anak-anak kami berusia 10 tahun dan 8 tahun saat kami pertama kali harus pergi meninggalkan mereka sendirian di rumah karena urusan mendesak. Ada perasaan khawatir terhadap keselamatan mereka, termasuk karena kami tahu bahwa mereka pasti akan mencuri-curi membuka kanal youtube atau main (online) game. Kekhawatiran kami terbukti, padahal kami sudah wanti-wanti menasihati berulang-ulang. Mereka tidak tahu bahwa kami bisa tahu apakah mereka jujur atau tidak. Sebenarnya, kami bisa mengecek apakah mereka taat atau tidak. Berkali-kali kami memberi kesempatan agar mereka mengaku, tetapi hasilnya hanya kebohongan yang memimpin pada tindakan ?kriminal? domestik yang semakin lihai. Sekali lagi, kami bisa tahu apa yang mereka lakukan, meskipun ada kemungkinan kami kecolongan.
Tidak seperti kami yang berpengetahuan terbatas, Tuhan itu Mahatahu. Dia mengingat setiap detail perbuatan manusia maupun bangsa-bangsa (7:2). Tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan! Rencana yang ditutup serapat-rapatnya pun mudah Dia singkapkan (bandingkan dengan 2 Raja-raja 6:8-12). Seperti video singkat yang kita simpan dalam HP, Tuhan dapat memutar ulang semua rekaman tindakan yang pernah kita lakukan. Saat hal itu terjadi--seperti Israel--kita akan merasa malu karena kita seperti ditelanjangi di depan umum. Tak ada tempat untuk menyembunyikan muka ketika Tuhan melakukan hal itu. Tak ada pakaian yang tersedia untuk menutupi ketelanjangan kita. Kita tak mungkin dapat menuding orang lain sebagai alasan atau kambing hitam mengapa kita melakukan suatu dosa, karena pemutaran video rekaman perbuatan kita akan disertai dengan caption note--atau komentar--dari Tuhan yang mengungkap motivasi dan kondisi hati kita, yaitu bahwa sekalipun kita seperti datang dan berseru kepada Tuhan, sebenarnya hati kita jauh dari-Nya (bandingkan dengan Hosea 7:14).
Tak enak rasanya jika ada orang yang membuka aib lama kita. Pasti malu dan sakit rasanya! Mungkin kita akan merasa kecewa dan marah jika diperhadapkan dengan dosa-dosa kita. Akan tetapi, hal itu dilakukan Allah karena tak ada jalan lain untuk membuat kita kembali ke pangkuan-Nya, sekali pun cara ini tak menjamin bahwa kita akan segera bertobat (Lihat 7:13-16). Saat hal itu terjadi, tampak bahwa kita adalah manusia celaka yang keras hati. Belajarlah dari kesalahan bangsa Israel! jangan biarkan diri kita menjadi pendosa yang makin lihai.