Di pasal pertama, hukuman Allah atas dosa bangsa Yehuda dinyatakan melalui tulah belalang. Tujuannya adalah agar umat berbalik kepada Allah. Di pasal kedua, Nabi Yoel menubuatkan bahwa jika umat Allah tidak mau bertobat, penghakiman yang lebih dahsyat akan datang melalui kekuatan militer bangsa asing yang sangat kuat dan mengerikan (2:3-11). Akibatnya, bangsa-bangsa gemetar dan pucat pasi menghadapi mereka (2:6). Akan tetapi, jika umat Allah mau bertobat dan merendahkan hati, penghukuman melalui kekuatan militer asing ini tidak akan melanda mereka.
Di pasal kedua, Nabi Yoel berseru kepada bangsa Yehuda agar mereka berbalik kepada Allah (2:12-17). Pertobatan mereka harus tulus dan dengan segenap hati (2:12-13). Seluruh unsur umat, baik kaum awam maupun para imam, harus bersehati memohon pengampunan dan belas kasihan Allah karena Allah itu "pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia" (2:13). Allah menghargai pertobatan yang tulus dan Ia akan memulihkan umat-Nya (2:14). Tuhan berjanji bahwa jika umat-Nya bertobat, Dia akan memberkati mereka dengan kelimpahan (2:18-19). Musuh-musuh Yehuda akan dijauhkan dan hasil tanah akan kembali berlimpah menggantikan apa yang habis dimakan oleh belalang (2:20-25). Tujuan pemulihan umat Allah itu adalah demi kemuliaan Allah. Yehuda akan mengenal keajaiban dan kebaikan Allah dan memuji Dia, menyadari bahwa Allah ada di tengah umat-Nya (2:26-27).
Jika Yehuda bertobat, hari Tuhan akan berubah dari hari penghukuman menjadi hari keselamatan dan berkat, yang dinyatakan melalui janji pencurahan Roh Allah (2:28-32). Janji ini digenapi pada hari Pentakosta, saat Roh Kudus dicurahkan bagi gereja-Nya (Kisah Para Rasul 2). Roh Kudus diberikan kepada semua orang--semua bangsa, semua etnis, laki-laki dan perempuan--yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan. Rasul Petrus melihat bahwa janji tentang Roh Kudus ini berbicara tentang Kristus dan seluruh karya keselamatan-Nya (Kisah Para Rasul 2:16-24).
Anugerah Tuhan yang terbesar bukan curahan berkat materi dalam hidup umat-Nya, melainkan kehadiran-Nya sendiri yang tanpa penghalang di tengah umat-Nya. Melalui Roh Kudus, Kristus hadir dalam hidup setiap orang yang percaya kepada-Nya. Muliakanlah Dia yang hadir di tengah hidup kita!