Kelompok pelayanan misi--seperti kelompok apa pun--tidak bebas dari konflik internal. Konflik tajam yang terjadi di antara Rasul Paulus dan Barnabas sulit dihindarkan. Kemungkinan, perasaan tidak nyaman di antara mereka terjadi saat Rasul Paulus mengambil alih kepemimpinan, yang waktunya berkaitan dengan perubahan sebutan "Saulus" menjadi "Paulus" (13:9). Saat sebutan "Saulus" masih dipakai, nama "Barnabas" selalu disebut sebelum "Saulus" (11:30; 12:25; 13:2,4,7). Sesudah sebutan "Paulus" dipakai, nama Barnabas hanya dua kali disebut di depan (14:14; 15:25), dan selebihnya disebut sesudah nama Paulus (13:42,43,46,50,51; 14:3,21; 15:2,12,13,22,35). Kemungkinan besar, Yohanes Markus--yaitu kemenakan Barnabas (Kolose 4:10)--merasa tidak senang melihat pengambilalihan kepemimpinan itu, sehingga ia meninggalkan tim dalam perjalanan misi pertama (Kisah Para Rasul 13:13). Saat Rasul Paulus hendak memulai perjalanan misi kedua, Barnabas hendak membawa Yohanes Markus, tetapi Rasul Paulus menolak karena ia menganggap Yohanes Markus tidak setia saat perjalanan misi pertama, sehingga tim misi itu terpecah menjadi dua tim (15:36-41).
Apakah perpecahan itu membuat mereka bermusuhan? Tidak! Mereka tetap bersahabat, tetapi bersimpang jalan. Barnabas membawa Yohanes Markus ke Siprus, sedangkan Rasul Paulus bersama dengan Silas menjadi satu tim yang kemudian ditambah dengan Timotius (16:1-3). Kedua tim ini masing-masing berkembang dan memuliakan Allah. Walaupun kelanjutan pelayanan tim yang dipimpin Barnabas tidak dicatat dalam Alkitab, jelas bahwa Barnabas berhasil membina Yohanes Markus menjadi seorang yang berguna dalam pelayanan (bandingkan dengan 2 Timotius 4:11). Pelayanan tim yang dipimpin oleh Rasul Paulus mengelilingi Siria dan Kilikia (15:41), melintasi Frigia, Galatia, Misia, dan akhirnya tiba di Troas (16:6-8). Di Troas inilah, Rasul Paulus mendapat penglihatan yang terkenal sebagai "Panggilan Makedonia" (16:9-10). Penglihatan inilah yang memberi keyakinan kepada Rasul Paulus bahwa Allah memanggil dia untuk melayani ke Makedonia. Oleh karena itu, ia melanjutkan perjalanan misi ke Filipi, kota pertama di Makedonia (16:11-12). Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita agar tidak bergunjing saat melihat perpecahan terjadi, melainkan kita melihat bagaimana Allah bisa bekerja melalui perpecahan itu!