Raja Salomo memiliki sebelas pembesar dengan tanggung jawab masing-masing (4:1-6) dan dua belas kepala daerah yang bertanggung jawab untuk menjamin makanan Raja dan seisi istana Raja (4:7-19). Dari kedua belas kepala daerah itu, ada dua orang yang merupakan menantu Raja Salomo, yaitu Ben-Abinadab dan Ahimaas di Naftali (4:11,15). Zabut bin Natan--seorang imam--menjadi sahabat Raja (4:5). Ahinadab bin Ido memegang Mahanaim (4:14). Mengapa hal-hal di atas harus dicatat? Pencatatan itu dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa pemerintahan Raja Salomo mencerminkan adanya hikmat Allah untuk mengatur kehidupan rakyat. Hikmat Allah bukan hanya diberikan untuk mengatur masalah moral dan pengadilan, tetapi juga untuk mengatur sistem pemerintahan yang baik dan efisien. Selain itu, hikmat Allah dalam pengaturan pemerintahan juga mendatangkan kebahagiaan bagi seluruh rakyat. Jumlah orang Yehuda dan orang Israel menjadi seperti pasir di tepi laut. Mereka makan dan minum serta bersukaria (4:20). Berkat pengaturan Raja Salomo, orang Yehuda dan orang Israel bisa diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Raja Salomo (4:25). Raja Salomo dikaruniai damai di seluruh negerinya (4:24). Keadaan negara seperti ini adalah kondisi yang sangat didambakan di sepanjang zaman.
Di bagian akhir pasal ini, penulis kitab Raja-raja mengemukakan beberapa hal: Pertama, hikmat Raja Salomo begitu cemerlang karena sumbernya adalah Allah. Kedua, hikmat Raja Salomo itu superior, melebihi orang bijak lain pada zamannya. Ketiga, hikmat Raja Salomo mencakup kata-kata bijak, lagu, puisi, pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan binatang. Pengetahuan Raja Salomo sangat luas.Selain hal-hal di atas, kita perlu memperhatikan apa yang tidak tampak oleh mata, yaitu bahwa Allah menepati janji-Nya yang Ia berikan kepada Abraham: Keturunannya banyak (4:20), tanah Kanaan dikuasai (4:21,24). Janji-Nya kepada Raja Daud juga ditepati: negerinya damai (4:24b). Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya! Sadarkah Anda bahwa kebahagiaan hanya akan Anda raih bila Anda bergantung kepada Tuhan sepenuhnya serta meyakini bahwa semua janji-Nya pasti akan Dia penuhi?