Penampakan diri Tuhan yang kedua kali kepada Raja Salomo merupakan kesempatan berharga, sama seperti penampakan pertama (9:2; 3:4-15). Pada penampakan kedua ini, Tuhan menguduskan Bait Suci sebagai sarana anugerah, tempat orang Israel mendapat akses kepada kehadiran Allah (9:3). Tuhan meyakinkan Raja Salomo bahwa dia akan menikmati berkat Tuhan bila ia hidup seperti Raja Daud, ayahnya (9:4?5). Akan tetapi, suasana pembicaraan kemudian berubah menjadi tidak menyenangkan: Jika Raja Salomo dan keturunannya tidak beriman kepada Tuhan, bangsa Israel akan kehilangan tanah pusaka mereka, dan Bait Suci akan menjadi reruntuhan (9:6-7). Peristiwa itu bisa dilihat oleh siapa saja (9:8-9). Ketidaksetiaan Raja Salomo dan anak-anaknya akan membuat umat Israel dihakimi, sebab rakyat pasti akan meniru ketidaksetiaan raja mereka.
Usaha yang dilakukan oleh Raja Salomo (9:10-28) dapat dibagi dalam empat bidang: Pertama, dalam bidang politik, Raja Salomo membalas kebaikan Raja Hiram yang telah sangat membantu dalam pembangunan Bait Suci dan kompleks istana dengan memberi 20 kota di wilayah Galilea. Sayangnya, Raja Hiram menganggap 20 kota itu kurang bermanfaat untuk perdagangan, sehingga akhirnya dikembalikan kepada bangsa Israel (bandingkan dengan 2 Tawarikh 8:2). Kedua, dalam bidang pertahanan, Raja Salomo membangun beberapa fasilitas militer. Dalam pembangunan ini, ia mempekerjakan orang-orang rodi dari bangsa non-Yahudi sebagai kebijakan terhadap bangsa yang mereka taklukkan. Ketiga, dalam bidang agama, ia mengatur agar tiga perayaan tahunan dirayakan secara teratur. Keempat, dalam bidang perdagangan, ia bekerja sama dengan Raja Hiram. Anak buah Raja Hiram yang menguasai masalah kelautan mendampingi anak buah Raja Salomo. Dengan demikian, mereka sama-sama mendapat keuntungan.
Raja Salomo harus setia kepada Tuhan. Tuhan telah memberi tahu Raja Salomo akibat yang akan terjadi bila ia tidak setia. Tuhan telah menjelaskan dan memperingatkan dengan tegas, sehingga kita bisa memahami bahwa kesetiaan itu sangat penting. Ingatlah bahwa Tuhan itu baik. Sadarkah Anda bahwa peringatan keras yang Ia berikan--mungkin ancaman dalam peringatan itu menakutkan--merupakan anugerah Allah yang diberikan untuk kebaikan kita?