Kata "tragedi" berasal dari kata Yunani tragos--artinya "kambing"--dan oide--artinya "lagu". Secara harfiah, kata "tragedi" berarti "nyanyian kambing". Kemungkinan, kata "tragedi" itu berasal dari praktik dalam festival drama Yunani, yakni praktik memberi seekor kambing yang tidak disukai sebagai hadiah hiburan bagi pihak yang kalah. Jadi, "tragedi" didefinisikan sebagai "drama yang berakhir dengan tokoh utama tidak bahagia atau berakhir dengan bencana yang disebabkan oleh kelemahan moral." Jadi, kehidupan Raja Salomo merupakan sebuah tragedi, karena hidupnya berakhir dengan bencana yang disebabkan oleh kelemahan moral dan rohani. Meskipun sebagian besar tahun hidupnya diwarnai dengan kebijaksanaan dan kekayaan, hidupnya berakhir dengan menerima "kambing", yaitu "hadiah hiburan". Munculnya masalah tak bisa dihindarkan lagi! Zaman keemasan Israel dan pemerintahan Raja Salomo akan segera berakhir!
Kedaulatan Allah terlihat dalam bacaan Alkitab hari ini. Allah membangkitkan beberapa lawan bagi Raja Salomo, yakni: Pertama, Hadad, keturunan raja Edom yang menikah dengan adik perempuan istri Firaun (11:14-22). Kedua, Rezon bin Elyada, raja Aram (11:23-25). Ketiga, Yeroboam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda yang dinubuatkan--oleh Nabi Ahia--akan menjadi raja atas sepuluh suku Israel (11:26-39). Surat Kabar maupun sejarawan biasa tidak mungkin menuliskan peristiwa ini dengan menyebut campur tangan Allah atas berakhirnya kejayaan pemerintahan Raja Salomo. Yang mereka lakukan hanya mencari hubungan sebab-akibat, faktor yang berpengaruh, dan motif yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Perhatikan bahwa munculnya tiga musuh Raja Salomo ini disebut secara terus terang sebagai disebabkan oleh "jari tangan" Allah yang berdaulat.
Tindakan Allah terhadap Raja Salomo itu sesuai dengan prinsip yang telah Dia kemukakan sebelumnya dalam perjanjian-Nya dengan Raja Daud (lihat 2 Samuel 7:14). Secara konsisten, Allah melaksanakan tindakan yang telah Dia umumkan sebelumnya. Kita harus selalu setia kepada Allah. Tidaklah cukup bila kita hanya memulai segala sesuatu--rumah tangga, pekerjaan, dan pelayanan--dengan benar, yaitu di dalam Tuhan, tetapi kita harus setia sampai akhir. Apakah Anda telah berusaha untuk selalu menempuh jalan yang benar?