Tuhan mengutus seorang nabi muda dari Yehuda ke Betel untuk mengumumkan nubuat penghakiman Tuhan atas kemurtadan Raja Yerobeam. Saat sang nabi tiba, Raja Yerobeam sedang berdiri di atas mezbah sambil membakar korban. Tiba-tiba, nabi itu berseru menyampaikan firman Tuhan. Raja Yerobeam merasa terganggu, kesal, dan marah. Sambil menunjuk nabi itu, dia memberi perintah agar sang nabi ditangkap. Akan tetapi, tangannya tak bisa ditarik lagi. Dia segera sadar bahwa Tuhan menghukum dirinya. Oleh karena itu, dia meminta agar sang nabi memohonkan belas kasihan Tuhan terhadap dirinya.
Sang nabi menyampaikan tanda ajaib tentang mezbah yang "pecah" (13:3,5). Kata dalam bahasa Ibrani untuk "pecah" adalah sama dengan kata untuk "koyak" dalam 11:11-13 saat Tuhan memberi tahu Raja Salomo bahwa Dia akan "mengoyak" kerajaannya. Kata tersebut juga muncul di 11:30 ketika Nabi Ahia "mengoyak" kain barunya menjadi dua belas "koyakan," sebagai simbol terkoyaknya Kerajaan Israel dari kekuasaan Raja Salomo (11:31). Apakah Raja Yerobeam masih ingat terhadap peristiwa itu dan mengerti maksudnya? Kain yang koyak berarti kerajaan Israel pecah karena penghakiman Tuhan. Di Betel, mezbah yang pecah merupakan tanda bahwa agama palsu itu akan runtuh karena penghakiman Tuhan. Teguran Tuhan menunjukkan bahwa Raja Yerobeam masih diberi kesempatan untuk bertobat. Sayang, ia membenci firman Tuhan dan menolak anugerah-Nya.
Nabi muda yang diutus Tuhan itu sangat kuat pendiriannya dalam menaati firman Tuhan saat berhadapan dengan Raja Yerobeam. Dia tidak takut terhadap ancaman serta bujukan raja untuk makan bersama di istana. Namun, nabi muda ini tergelincir ketika berhadapan dengan kebohongan seorang nabi tua. Seharusnya, nabi muda ini tidak boleh langsung percaya kepadanya. Kita tidak mengetahui motif berbohongnya nabi tua itu. Kebohongan sang nabi tua telah menghancurkan kehidupan sang nabi muda. Allah pasti tidak akan membenarkan kebohongan semacam ini. Jangan membenci firman Tuhan yang menegur kesalahan Anda! Bila Tuhan menegur Anda, hal itu berarti bahwa Allah mengasihi kita, sehingga Ia ingin mencegah kita berbuat dosa. Apakah Anda selalu berusaha mematuhi firman-Nya? Apakah Anda pernah tertipu oleh firman Tuhan ditafsirkan secara keliru?