2 Raja-raja 1

Jangan Mengeraskan Hati

6 Agustus 2021
Pdt. Souw Suharwan

Orang yang mengeraskan hati adalah orang yang secara sadar mengabaikan semua tanda--baik yang telah dilihat maupun yang telah didengar dan sudah dimengerti--dan tetap bersikeras melanjutkan langkahnya, walaupun ia sadar bahwa apa yang ia lakukan itu salah. Akibatnya, tindakan itu mencelakakan dirinya sendiri.

Ahazia adalah raja Israel yang keras hati. Dia adalah anak dari pasangan Raja Ahab dan Izebel. Dia menyandang predikat sebagai raja yang jahat di mata Tuhan dan hidup menurut kelakuan ayahnya dan ibunya yang telah mengakibatkan orang Israel berdosa. Dia beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya dan dengan demikian ia menimbulkan sakit hati Tuhan, Allah Israel (1 Raja-raja 22:53-54). Kekerasan hatinya tampak jelas pada kisah berikut ini: Pada suatu hari Ahazia jatuh dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit. Ia mengirim utusan ke Ekron, Filistin, untuk menanyakan ramalan tentang penyakitnya. Dia memerintahkan para utusannya meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron. Baal-Zebub--artinya "Penguasa lalat"--adalah sembahan bangsa Kanaan yang dianggap sebagai berkuasa atas penyakit yang ditimbulkan oleh lalat. Nabi Elia menemui dan menegur para utusan raja, "Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron?" Kemudian, ia menyampaikan firman Tuhan bahwa Ahazia tidak akan bangun lagi dari ranjangnya sampai ia meninggal (2 Raja-raja 1:2-4). Mendengar teguran itu, Ahazia marah dan mengutus seorang perwira dengan 50 tentara. Sebanyak tiga kali rombongan itu datang untuk menangkap nabi Elia. Dua kali rombongan tentara itu dimusnahkan oleh api dari langit (1:5-12). Rombongan terakhir mendekati Elia dengan berlutut memohon belas kasihan, dan rombongan ini diluputkan dari murka Tuhan (1:13-14)! Akan tetapi, keputusan hukuman Allah terhadap raja Ahazia--yang mengeraskan hati terhadap teguran sang nabi--tidak berubah. Akhirnya, Ahazia mati di tempat tidurnya dalam keadaan sakit. Akhir hidup Ahazia amat tragis!

Pengalaman Raja Ahazia itu merupakan peringatan agar saat kita berbuat dosa dan Tuhan menegur kita melalui firman-Nya, kita tidak mengeraskan hati. Bagaimana Anda bersikap saat Allah menegur dosa Anda melalui firman-Nya?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design