Mengapa ada orang yang ditempatkan di keluarga dan lingkungan yang baik, tetapi kehidupannya jahat? Sebaliknya, mengapa ada orang yang tinggal di keluarga dan lingkungan yang jahat, tetapi kehidupannya baik? Mana yang berperan lebih besar dalam menentukan sikap hidup seseorang: lingkungan sekitar atau keputusan pribadi? Jawabannya adalah bahwa keputusan pribadi berperan lebih besar dari lingkungan dalam menentukan sikap hidup seseorang.
Hizkia--raja Yehuda--adalah contoh tentang seorang yang tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang jahat. Sekalipun Raja Hizkia dibesarkan dalam lingkungan yang jahat--karena Raja Ahas, ayahnya, adalah seorang yang tidak takut akan Tuhan--ia tidak ikut menjadi jahat. Walaupun sulit menjaga kehidupan kudus di lingkungan yang tidak mengenal Tuhan, dia berkomitmen untuk "melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya" (18:3). Bahkan, setelah Kerajaan Israel Utara runtuh dan rakyatnya dibuang ke negeri Asyur (18:9-12), dia tetap bersemangat melakukan reformasi rohani besar-besaran atas bangsanya. Ia adalah raja Yehuda pertama yang menghapuskan bukit-bukit pengorbanan, tempat pemujaan ilah-ilah asing (18:4), sehingga ia membawa bangsa Yehuda untuk kembali menyembah Tuhan. Penulis kitab Raja-raja menuliskan bahwa "Ia percaya kepada Tuhan, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia" (18:5). Ketaatannya membuat "Tuhan menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung." (18:7). Dengan penyertaan Tuhan, ia berjuang membebaskan bangsanya dari cengkeraman kekuasaan Filistin (18:8) dan Asyur (pasal 19). Dia sukses mereformasi dirinya dan bangsanya, sehingga ia menjadi contoh bagi generasi selanjutnya.
Kunci untuk hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan terletak pada komitmen pribadi kita kepada-Nya. Sekalipun kita tinggal di lingkungan yang berusaha memengaruhi iman kita dan cara hidup kita sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh menyerah, apalagi berkompromi dengan yang jahat. Sebaliknya, dalam setiap kesempatan, kita harus menjadi saksi Kristus di tengah-tengah lingkungan seperti itu, agar banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.