Yusuf adalah manajer yang baik bagi Potifar. Potifar mempercayakan pengelolaan semua miliknya ke tangan Yusuf. Yusuf mengelola dengan baik semua milik tuannya, yang di rumah maupun yang di ladang, sehingga harta tuannya berlipat ganda. Akan tetapi, dia hanya manajer, bukan pemilik. Pemilik harta adalah Potifar. Perlu diingat bahwa selain pandai mengelola harta tuannya, ada faktor lain yang menentukan keberhasilan Yusuf, yaitu penyertaan Tuhan (Kejadian 39:4-6).
Penyertaan Tuhan tak tampak pada masa tua kehidupan Raja Hizkia. Setelah disembuhkan dari penyakit yang mematikan, umurnya diperpanjang Tuhan selama 15 tahun dengan cara yang ajaib. Selama pemerintahannya, Asyur terus-menerus menjadi ancaman. Untuk memperkuat pertahanan, Raja Hizkia bersekutu dengan Merodakh-Baladan, raja Babel. Raja Hizkia bersukacita atas kedatangan utusan raja Babel dan rombongannya, lalu ia memamerkan segenap gedung tempat penyimpanan harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya, dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tak ada barang di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya yang tidak dipamerkan Hizkia kepada mereka. Hizkia lupa bahwa harta dan aset yang dimilikinya adalah milik Tuhan. Dengan memamerkan semua aset yang dia kuasai, ia menganggap semuanya sebagai miliknya. Raja Hizkia hanya dipercaya untuk mengelola, bukan menguasai harta benda itu. Selanjutnya, Tuhan menegur Raja Hizkia melalui Nabi Yesaya, yaitu bahwa sikapnya membuktikan kesombongannya. Sebagai hukuman, seluruh isi istananya akan diangkut ke Babel, tidak ada yang akan ditinggalkan (20:1-17).
Bila Tuhan mempercayakan banyak harta kepada Anda, ingatlah bahwa Anda hanya penatalayan atau pengurus, bukan pemilik. Godaan terbesar dari manajer yang dipercaya tuannya adalah keinginan untuk beralih fungsi dari manajer menjadi bos. Itulah sebabnya, banyak orang menjadi angkuh setelah menjadi kaya. Di satu sisi, kita harus bersyukur bila harta kita bertambah, dan penambahan harta itu harus dipandang sebagai berkat Tuhan. Di sisi lain, kita harus mewaspadai hati kita, agar kita tetap rendah hati dan hati kita tetap melekat kepada Tuhan, bukan kepada harta. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda benar-benar menganggap apa yang Anda miliki sebagai milik Tuhan?