Renungan kemarin menjelaskan tentang kemurahan hati Tuhan yang terus-menerus memberi kesempatan kepada bangsa Israel untuk bertobat. Namun, apa mau dikata! Bangsa Israel merupakan bangsa yang tegar tengkuk dan keras kepala. Kesempatan yang diberikan Tuhan mereka sia-siakan dengan terus hidup menurut kemauan mereka sendiri. Akibatnya, dalam bacaan Alkitab hari ini, kita mulai membaca bahwa hukuman Tuhan sudah pasti akan menimpa mereka.
Tuhan berkata, "Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu." (4:22). Ayat ini menunjukkan bahwa umat Tuhan telah kehilangan kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah pemahaman yang memungkinkan seseorang membuat keputusan secara baik serta menghindari konsekuensi yang buruk. Sayang, umat Tuhan tidak memiliki kebijaksanaan karena mereka telah gagal mematuhi Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Mereka gagal mempertahankan hubungan yang sehat dengan Tuhan, sehingga akhirnya mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala. satu-satunya "kebijaksanaan" yang mereka miliki hanyalah mengetahui cara melakukan kejahatan. Mereka menyembah Baal dan dewa-dewa palsu. Mereka telah berlaku "bodoh," "tolol," dan "tidak mempunyai pengertian!"
Meskipun tingkah laku umat Tuhan amat bodoh, Tuhan tetap menyebut orang Israel yang memberontak sebagai "umat-Ku" (4:22). Tuhan marah, tetapi Ia tidak menyangkal bahwa orang-orang Israel itu adalah umat-Nya. Sebutan "umat-Ku" dan janji bahwa hukuman Tuhan tidak akan melenyapkan umat Israel (4:27b) merupakan catatan kasih karunia.
Tanpa sadar, mungkin kita melakukan hal yang sama dengan orang Israel, yaitu terus-menerus mengeraskan hati dan tetap hidup di dalam dosa meskipun Tuhan sudah berkali-kali menegur kita. Kita melakukan banyak kebodohan melalui tingkah laku kita yang jahat. Namun, kasih karunia Tuhan tidak membuang kita dan terus membukakan jalan kebijaksanaan melalui firman-Nya. Marilah kita menghargai kasih karunia Allah dan hidup dalam takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan adalah kunci kebijaksanaan (Mazmur 111:10a). Apakah Tuhan menemukan bahwa kita menempuh jalan kebijaksanaan itu?