Kamis, 9 Oktober 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 10
Ketika seorang ahli Taurat yang hendak mencobai Tuhan Yesus bertanya kepada-Nya, “Guru apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”. Tuhan Yesus malah menjawabnya dengan balik bertanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat…?” (10:25-26). Jelas bahwa tidaklah sulit bagi orang tersebut untuk menjawab dari pengetahuannya yang mendalam terhadap pengajaran kitab suci. Namun, sungguhkah dia memahami apa yang diketahui dengan otak atau ingatannya? Nampaknya, jawaban ahli Taurat itu hanya sekadar pengetahuan yang dihafal, belum menyentuh hati dan belum terwujud dalam aksi.
“Dan siapakah sesamaku manusia?” (10:29), tanya si ahli Taurat yang berusaha membenarkan dirinya dan tidak ingin kelihatan “bodoh”. Lalu, Tuhan Yesus pun menceritakan “perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati” itu. Tak pernah terpikirkan baginya bagaimana orang Samaria yang selama ini menjadi musuh bebuyutan orang Yahudi dan dianggap golongan masyarakat kelas dua (karena mereka tidak murni berdarah Yahudi, sudah mengalami pernikahan campuran pada masa pasca keruntuhan kerajaan Israel Utara yang ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur sekitar 722 BC) bisa menjadi penolong, menjadi sesama manusia bagi orang Yahudi yang dirampok dan dipukul habis-habisan itu. Perumpamaan ini menegaskan bahwa berbuat baik dan berbelaskasihan tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat suku, keyakinan, status sosial, maupun batasan apa pun dalam kehidupan manusia.
Orang percaya yang telah diselamatkan berarti telah mengalami anugerah Allah dan seharusnya memperlihatkan kehidupan yang berbelaskasihan terhadap mereka yang membutuhkan pertolongan. Mengasihi Allah juga berarti mengasihi sesama manusia. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan! [FL]
1 Yohanes 4: 21
“Dan perintah ini kita terima dari Dia:
Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya”