Asimilasi adalah proses sosial yang terjadi pada manusia, yaitu penyesuaian atau peleburan sifat asli dengan sifat lingkungan sekitar. Asimilasi dapat terjadi melalui pergaulan dan interaksi yang intensif dalam waktu yang cukup lama. Hasilnya, sifat khas atau identitas asli yang dimiliki sebelumnya akan berubah menjadi unsur kebudayaan campuran. Tampaknya, asimilasi merupakan masalah nyata bagi bangsa Israel dan Yehuda di antara bangsa-bangsa lain. Asimilasi ini membuat mereka menyerah pada budaya yang dominan, yang secara negatif mengarahkan mereka kepada penyembahan berhala dan membuat mereka kehilangan identitas sebagai umat Allah. Dalam 10:2, Tuhan mengingatkan umat-Nya agar tidak "membiasakan diri" dengan tingkah langkah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Dia. Melalui kritik panjang terhadap penyembahan berhala, nabi Yeremia menyampaikan penegasan Allah tentang diri-Nya sebagai Penguasa atas segala sesuatu (10:1-16) dan bahwa umat-Nya seharusnya menyembah Allah sebagai satu-satunya Penguasa dan Allah yang hidup.
Penyembahan berhala dalam bagian ini dijelaskan dan didefinisikan secara beragam. Penyembahan berhala dapat berupa memercayai ramalan astrologi ("tanda-tanda di langit", 10:2) dan memuja patung kayu yang tidak dapat berbuat apa-apa (10:3-5). Sepotong kayu yang dihias dengan perak dan emas, serta dibalut dengan pakaian untuk raja, tidak membuat kayu itu menjadi sembahan yang hidup (10:9). Oleh karena itu, penyembahan berhala merupakan kebodohan! (10:8).
Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan bahwa umat Allah harus kembali mengenal Allah yang sejati dan hidup dalam penyembahan yang benar kepada-Nya (bandingkan dengan 9:23-24). Tuhan adalah Allah yang hidup dan Pencipta segalanya (10:6,10,12-16). Oleh karena itu, umat Allah harus menghormati Tuhan dan hidup dalam takut akan Dia (10:7). Apakah Anda benar-benar telah mengenal dan menyembah Allah yang sejati atau Anda sebenarnya sedang mengutamakan atau menyembah allah yang palsu seperti materi, nama baik, kuasa, popularitas, dan sebagainya? Marilah kita hidup dengan selalu mengingat identitas kita sebagai umat Allah yang mengenal dan menyembah Allah yang hidup, karena Ia adalah bagian pusaka kita dan kita adalah milik-Nya! Apakah Allah sudah menjadi satu-satunya yang Anda sembah?