Tidak semua sampah harus berakhir di tempat pembuangan akhir. Perkembangan teknologi memungkinkan manusia memanfaatkan beberapa jenis sampah untuk didaur ulang, supaya dapat dipakai lagi untuk menunjang kehidupan manusia. Akan tetapi, sebenarnya pemanfaatan teknologi tidak hanya dimonopoli oleh manusia pada zaman modern ini saja. Pada zaman Kerajaan Israel dan Yehuda pun, telah ada teknologi daur ulang yang luar biasa, yang akhirnya dipakai Tuhan sebagai ilustrasi mengenai rencana-Nya atas Israel.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Yeremia diutus Tuhan untuk mengunjungi seorang tukang periuk yang sedang bekerja. Di sana, ia menyaksikan seorang tukang periuk mendaur ulang bejana tanah liat yang rusak untuk dibentuk kembali menjadi bejana dalam bentuk yang lain. Melalui pekerjaan seorang tukang periuk, Tuhan mengajarkan bahwa bangsa Israel tetap berharga di mata Tuhan, karena mereka tetap merupakan umat pilihan Tuhan. Asalkan mereka bersedia bertobat dari dosa-dosa mereka, Tuhan akan memulihkan keadaan mereka, sama seperti tukang periuk yang siap mendaur ulang bejana yang rusak menjadi bejana baru (18:4-6). Betapa luar biasa kasih dan anugerah yang Allah berikan kepada anak-anak-Nya! Namun, jika umat Allah tetap tidak mau bertobat, Tuhan tidak akan memulihkan mereka dan akan membiarkan mereka menjadi kengerian bagi bangsa-bangsa lain (18:10-17). Umat Yehuda harus memilih apakah mereka bersedia untuk bertobat atau mereka tetap bersikap keras kepala.
Bagaimana keadaan Anda saat ini: Apakah Anda sedang terpuruk dalam dosa seperti bangsa Israel? Apabila benar demikian, ingatlah firman Tuhan hari ini, yaitu bahwa sekalipun kita sedang dalam keadaan terpuruk, Tuhan tidak memandang kita sebagai sampah yang akan dibuang. Kita tetap berharga di mata Tuhan, dan Ia mampu memulihkan kondisi kita seperti yang dilakukan oleh tukang periuk itu. Namun, dari pihak kita, harus ada kesediaan untuk bertobat dan berubah, supaya hidup kita kembali memuliakan Allah dan kita bisa dipakai untuk menjadi bejana yang mulia untuk melakukan pekerjaan Allah. Apakah Anda menyadari adanya bagian hidup Anda yang perlu didaur ulang oleh Allah? Apakah Anda pernah menyerahkan kehidupan Anda untuk dibentuk kembali oleh tangan Sang Penjunan yang penuh kasih itu?