Sabtu, 11 Oktober 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 12
Sebuah lagu anak sekolah minggu, “Apa yang dicari orang siang, malam, pagi, petang? Uang, uang, uang …” merupakan realita yang tak bisa dipungkiri. Alkitab mengatakan, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang …” (1 Timotius 6:10). Ironisnya, seorang motivator keuangan memutarbalikkan ayat itu dengan mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah kekurangtahuan akan uang. Bila uang menjadi “tuhan” dalam kehidupan, tidaklah mengherankan bila segala macam cara bisa dihalalkan untuk mendapatkan uang.
Cerita “orang kaya yang bodoh” memperlihatkan suatu ironi, yaitu pintar tapi bodoh. Dalam pandangan manusia, orang kaya itu tidak bodoh—ia pintar bekerja, memiliki rencana jangka panjang, dan merupakan manajer yang sanggup mengelola hartanya dengan cerdik sehingga bisa terus berkembang (12:17-18). Ia juga dapat menyusun strategi yang lihai untuk menikmati kesenangan (12:19). Lebih tepat bila orang kaya itu disebut sebagai seorang taipan yang cerdik, sukses dan senang. Tetapi dalam pandangan Allah, dia adalah orang yang bodoh (12:20). Ia bodoh karena menjadikan harta dan keuntungan sebagai hasrat dan tujuan kehidupannya. Ia bodoh karena tidak terpikirkan baginya untuk menggunakan harta yang dimilikinya untuk menolong dan memberkati sesama yang membutuhkan. Semua itu hanya untuk “aku, aku dan aku”, dirinya sendiri. Ia bodoh karena ia melupakan Tuhan, Sang Pemberi Berkat yang seharusnya disembah dan dihormati. Tak terpikirkan olehnya untuk bersyukur dan mencari Tuhan. Ia merasa tidak memerlukan Tuhan. Walaupun ia memiliki harta yang banyak, ia “tidak kaya di hadapan Allah” (12:21). Selidikilah hatimu di hadapan Tuhan: “Apakah hasrat dan tujuan hidupmu? Apakah Anda mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya? Apakah Anda kaya di hadapan Allah?” [FL]
Matius 6:20
“Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga;
di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya
dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”