Hananya bin Azur dari Gibeon di daerah Benyamin berbicara kepada Nabi Yeremia di halaman Bait Suci, di hadapan para imam dan massa yang berkumpul di sana. Ironisnya, pada zaman Yosua, orang-orang Gibeon telah menipu bangsa Israel. Sekarang, Hananya yang berasal dari daerah Gibeon juga mencoba menipu orang-orang Israel.
Nabi Yeremia telah menubuatkan bahwa penawanan terhadap orang Yehuda akan berlangsung tujuh puluh tahun (25:11), sedangkan Hananya menubuatkan bahwa dalam waktu dua tahun, Tuhan akan mengembalikan segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil oleh Raja Nebukadnezar. Hananya--yang namanya berarti “Yahweh telah bermurah hati”--mengumumkan sebuah pesan bahwa Tuhan akan bermurah hati kepada orang-orang Yehuda. Saat itu, nubuat Hananya tampak masuk akal. Pada sekitar 594/593 BC, Raja Nebukadnezar dikalahkan dalam pertempuran melawan bangsa Mesir, sehingga tentara Babel belum menyerang Kerajaan Yehuda. Saat itu, tersebar desas-desus bahwa kekuatan tentara Babel telah melemah. Nabi Yeremia menanggapi nubuat Hananya dengan berkata bahwa semoga Tuhan berbuat seperti apa yang dinubuatkan oleh Hananya (28:6). Nabi Yeremia telah diperintahkan oleh Tuhan untuk menggantungkan sebuah gandar di tengkuknya sebagai simbol penindasan oleh bangsa Babel (27:1-8). Akan tetapi, untuk meyakinkan orang banyak, Hananya mengambil gandar itu, lalu mematahkannya (28:10). Perbuatan ini memvisualisasikan nubuatan bahwa Tuhan akan mematahkan kuk Raja Nebukadnezar dari tengkuk segala bangsa dalam dua tahun itu.
Nabi Yeremia adalah seorang hamba Tuhan. Dia tahu bahwa pendapatnya tidak boleh didasarkan pada keinginannya, melainkan harus didasarkan pada kehendak Tuhan. Nabi Yeremia mengingatkan bahwa nabi-nabi sebelum dia telah menubuatkan berbagai bencana dan hal itu digenapi. Bila nubuat tentang damai sejahtera itu tergenapi, barulah terbukti bahwa Hananya adalah utusan Tuhan. Pada akhirnya, terbukti bahwa Tuhan tidak berbicara melalui Nabi Hananya. Dua bulan setelah itu Tuhan membinasakan Hananya. Nabi Yeremia mengevaluasi pesan Nabi Hananya berdasarkan firman yang keluar dari mulut Tuhan. Apakah Anda seperti Nabi Yeremia, yaitu mengevaluasi suatu ajaran berdasarkan apa yang telah Tuhan ungkapkan dalam firman-Nya?