Pada tahun 594 BC, kerusuhan di internal bangsa Babel membuat negara-negara di bawah kekuasaan Kerajaan Babel melapor ke Raja Nebukadnezar dan menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada Raja Nebukadnezar. Hal yang sama juga berlaku untuk Raja Zedekia. Oleh Karena itu, ia mengutus Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia kepada Raja Nebukadnezar (29:3). Saat mereka berdua hendak berangkat ke Babel, Nabi Yeremia menitipkan surat untuk diberikan kepada orang-orang Yehuda di sana.
Surat Nabi Yeremia tentu saja merupakan pesan Tuhan (29:4). Pesan tersebut ditujukan kepada rakyat Yehuda yang ditawan oleh Raja Nebukadnezar pada gelombang pertama. Alkitab memberi tahu bahwa saat itu, nabi-nabi palsu di negeri Babel menubuatkan bahwa hukuman Tuhan hanya akan berlangsung dalam rentang waktu singkat. Nubuat seperti itu tentu disukai orang-orang Yehuda, sedangkan pesan Tuhan berbeda. Mungkin, orang-orang Yehuda di tempat pembuangan itu terkejut saat membaca saran Nabi Yeremia agar mereka membangun rumah, berkebun, menikah, memiliki anak-anak, menikahkan anak-anak mereka agar mereka memiliki cucu, serta mengusahakan kesejahteraan mereka dan kota mereka (29:5-7). Alih-alih mengutuki orang Babel, mereka harus berdoa untuk perdamaian dan kemakmuran bersama. Pengasingan mereka akan berlangsung selama beberapa generasi, sehingga mereka harus membangun rumah untuk didiami.
Sekalipun demikian, surat Nabi Yeremia juga mengandung pesan yang sangat membesarkan hati mereka. Setelah jangka waktu tertentu, nasib mereka akan berubah. Pertobatan dan pencarian sepenuh hati kepada Tuhan membuat Tuhan memenuhi janji untuk mengembalikan mereka ke tanah air mereka. Meskipun situasi mereka saat itu mungkin terasa suram dan putus asa, Tuhan tidak melupakan rencana jangka panjang-Nya bagi mereka, yaitu memberikan damai sejahtera dan memberikan hari depan yang penuh harapan (29:11). Bacaan hari ini mengajar kita bahwa meskipun keadaan hidup kita sulit, kita masih dapat percaya bahwa Tuhan adalah Pemegang kendali dan Ia tidak melupakan rencana-Nya yang murah hati, dan memberikan harapan kepada kita. Apakah ada teman Anda yang telah kehilangan pengharapan dan perlu diingatkan tentang pengharapan yang ada di dalam Tuhan?