Percaya itu harus dibuktikan dengan tindakan. Bila anak kita berkata bahwa ia memercayai kita, hal itu masih harus diuji. Akan tetapi, bila dia berani melompat ke dalam air dari pinggir kolam renang ke arah pelukan kita, padahal dia belum mahir berenang, hal itu membuktikan bahwa ia memercayai kita. Ia berani melompat karena ia yakin bahwa kita pasti akan melindungi dia dan tidak akan membiarkan dia tenggelam. Dalam bacaan Alkitab hari ini, tindakan Nabi Yeremia memperlihatkan kepercayaannya kepada Tuhan dan firman-Nya.
Saat itu, Yerusalem sedang di ambang kehancuran. Tentara Babel telah mengepung kota Yerusalem (32:2). Kekalahan sudah dekat dan tidak terhindarkan, seperti yang telah difirmankan Tuhan. Namun, Tuhan justru memerintahkan Nabi Yeremia untuk membeli sebidang tanah di kampung halamannya. Nabi Yeremia patuh sepenuhnya. Di mata manusia, perintah ini tidak masuk akal karena kemungkinan, tanah yang dibeli pada situasi dan kondisi seperti itu tidak akan bisa dinikmati. Tanah tersebut pasti akan dirampas oleh Raja Nebukadnezar. Membeli tanah pada masa itu merupakan tindakan membuang uang. Terlihat adanya keraguan kepada Tuhan dalam doa Nabi Yeremia. Dia mengakui semua yang dia ketahui tentang Tuhan, yakni Kuasa-Nya, karakter-Nya, pengetahuan-Nya, kesetiaan-Nya, namun akhir doa menunjukkan keraguannya sendiri (32:25). Mengapa Tuhan meminta dia untuk membeli sebuah ladang di tempat yang akan segera diambil alih dan dihancurkan oleh musuh?
Tuhan menjawab Nabi Yeremia, "Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?" (32:27). Tuhan memberi tanggapan terhadap Nabi Yeremia dalam ayat 36-44. Dari sudut pandang kita, kehancuran Yerusalem sudah dekat dan kemerdekaan bangsa Yehuda akan hilang. Akan tetapi, Tuhan memiliki rencana lain, yaitu mengembalikan orang-orang buangan, memulihkan kemakmuran mereka, dan mengikat perjanjian kekal dengan mereka (32:40). Menurut pemahaman akal, masa depan tampak suram. Akan tetapi, seperti pengakuan Nabi Yeremia sebelumnya--dan kemudian Tuhan mengulangi--tidak ada yang sulit bagi Tuhan (32:17,27). Percayakah Anda bahwa tidak ada yang sulit bagi Tuhan? Apakah Anda bisa mengungkapkan kepercayaan Anda terhadap kemampuan Tuhan?