Apa sumbangsih gereja bagi generasi yang akan datang? Pernyataan sejarawan gereja bernama Jaroslav Pelikan pantas untuk kita renungkan, "Tradition is the living faith of the dead. Traditionalism is the dead faith of the living." ("Tradisi adalah iman yang hidup dari orang yang telah mati. Tradisionalisme adalah iman yang mati dari orang yang masih hidup"). Gereja sering terjebak di antara tradisi iman dan tradisionalisme (pengagungan tradisi atau kebiasaan tertentu). Kesalahpahaman membuat gereja terancam untuk tidak mewariskan tradisi iman kepada generasi berikutnya, yang menghadapi berbagai ketidakpastian serta sedang berjuang untuk keluar dari krisis dan pandemi.
Di tengah masa pandemi yang seperti tak berujung, gereja tidak boleh terus-menerus terjebak oleh arus ketidakpastian. Gereja harus menerobos ketidakpastian dengan mewariskan tradisi iman kepada generasi berikutnya. Ibrani 11 menguraikan tentang pewarisan tradisi iman bangsa Israel (Perhatikan 11:13-16). Tradisi iman adalah tradisi yang tidak akan habis dimakan waktu. Tradisi ini menjadi dasar dari seluruh pengharapan kita dan bukti dari semua yang tidak kita lihat (11:1). Tradisi iman hanya dapat diwariskan jika gereja memahami identitasnya sebagai umat yang terus bergumul menghadapi berbagai permasalahan di dunia. Tradisi iman membuat kita tetap mempercayai Tuhan walaupun kondisi tampak tidak pasti. Tradisi iman bukan dibangun atas dasar prestasi, kekayaan, atau keinginan duniawi, melainkan diwariskan melalui jejak-jejak iman yang mengaku, "Ya, di sini saya pernah gagal, di sini saya pernah hancur, di sini saya mengalami penderitaan dan krisis kehidupan. Akan tetapi, di sini pula Tuhan menopang saya, membuat saya lebih tabah, membuat saya tetap memiliki pengharapan sekalipun saya menghadapi situasi yang diliputi ketidakpastian. Ya, sola fide! Hanya karena iman di dalam Kristus, saya mampu menghadapi segala persoalan."
Tradisi iman harus diwariskan kepada generasi berikutnya yang melanjutkan perjalanan iman dengan dasar dan bukti yang sama, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang "memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (12:2). Apakah Anda sudah mewarisi tradisi iman? Apakah Anda mewariskan tradisi iman kepada orang-orang di sekitar Anda?