Bacaan Alkitab hari ini amat kontras dengan pasal sebelumnya. Di pasal 7 terdapat seorang perempuan sundal yang merayu anak muda yang tidak berpengalaman. Di pasal 8, hikmat dipersonifikasi sebagai seorang wanita?personifikasi sebagai wanita ini terlihat jelas dalam Alkitab bahasa Ibrani?yang memberi peringatan kepada orang muda yang tidak berpengalaman.
Ada empat hal yang diserukan kepada orang muda pada pasal ini: Pertama, Tuhan ingin agar manusia hidup berhikmat (8:1-11). Kedua, Tuhan ingin agar manusia melihat betapa berharganya hikmat itu (8:12-21). Di sini, hikmat disamakan dengan kecerdasan dan kebijaksanaan. Ketiga, Tuhan ingin agar manusia sadar bahwa hikmat itu telah ada bersama Tuhan dan digunakan oleh Tuhan saat penciptaan (8:22-31). Keempat, Tuhan memperlihatkan betapa diberkatinya orang yang berhikmat (8:32-36). Orang berhikmat akan berbahagia dan mendapat hidup karena Tuhan berkenan pada orang berhikmat.
Manusia perlu hikmat, tetapi manusia tidak boleh menyembah hikmat karena hikmat itu bukan Tuhan. Hikmat adalah atribut?artinya sifat yang melekat atau menjadi ciri khas?Tuhan yang dipersonifikasikan. Hikmat tidak dapat dipisahkan dari Tuhan karena hikmat adalah bagian dari Tuhan. Oleh karena itu, untuk bisa memiliki hikmat, kita harus menjalin relasi dengan Sumber dan Pencipta hikmat, yaitu Tuhan.
Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan bahwa orang yang mengutamakan Tuhan dalam segala hal bukanlah orang yang berpikir sempit yang hanya memperhatikan perkara-perkara rohani, melainkan orang yang memakai lensa yang tepat untuk memandang kehidupan dari sudut pandang Tuhan. Oleh karena itu, prioritas hidup anak-anak Tuhan bukanlah menurut urutan: Tuhan?Keluarga?Pekerjaan?Pelayanan Gereja, karena urutan tersebut memisahkan Tuhan dengan perencanaan dan keputusan kita. Prioritas hidup yang sesuai dengan ajaran Alkitab adalah Allah sebagai yang paling utama, kemudian disusul dengan melaksanakan kehendak Allah dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan seterusnya. Yang menjadi fokus adalah Allah. Bila Allah menjadi fokus, barulah kita bisa memperlakukan segala aspek kehidupan pada sudut pandang yang tepat. Apa Allah dan kehendak-Nya telah menjadi fokus dalam kehidupan Anda?