Majalah Christianity Today, 15 Januari 2020, memaparkan bahwa di seluruh dunia, setiap hari ada 8 orang Kristen mati dibunuh karena imannya. Setiap minggu, 182 gereja atau rumah orang Kristen dirusak. Setiap bulan, 309 orang Kristen dipenjarakan tanpa keadilan. Betapa sulitnya kehidupan orang Kristen di lima negara, yaitu?mulai dari yang paling sulit?Korea Utara, Afghanistan, Somalia, Libya, dan Pakistan. Keadaan itu mungkin membuat kita bertanya, "Tuhan, mengapa Engkau mengizinkan semua ini terjadi?" Kita ingin agar Tuhan campur tangan untuk menghentikan penderitaan yang dialami orang Kristen dan menghukum para pemimpin negara yang membiarkan terjadinya kejahatan dan penganiayaan terhadap orang Kristen. Namun, tindakan Tuhan amat senyap. Mengapa Tuhan seolah-olah diam saja?
Pertanyaan di atas tak mudah dijawab. Kitab Amsal mengingatkan bahwa Tuhan memiliki rencana khusus yang tidak selalu bisa kita bayangkan melalui para pemimpin negara, "Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini." (21:1). Sebagaimana para petani bisa membuka dan menutup saluran air untuk mengontrol perairan sawah, demikian pula Tuhan berdaulat untuk mengendalikan hati para pemimpin dunia. Ingatlah bahwa Raja Koresy dari Persia bisa dipakai Tuhan untuk mengembalikan bangsa Israel ke daerah asalnya. Ingatlah bahwa Tuhan bisa "mengeraskan hati" Firaun untuk menyatakan kemuliaan-Nya di tengah bangsa Mesir dan bangsa Israel. Ingatlah bahwa Tuhan bisa memakai kaisar Agustus untuk mengadakan sensus, sehingga Maria melahirkan bayi Yesus Kristus di Bethlehem sesuai dengan nubuat Perjanjian Lama. Jelas bahwa para pemimpin negara tidak memiliki kekuasaan mutlak. Sesungguhnya, Tuhan-lah yang memegang kendali dan mengontrol sejarah.
Sebagai anak-anak Tuhan yang memahami kehendak Tuhan dalam sejarah, walaupun secara terbatas, seharusnya kita tidak dikuasai oleh rasa khawatir, dan kita tetap beriman kepada Allah pada masa pandemi ini. Allah yang mengontrol sejarah adalah Allah yang berkuasa mengendalikan segala sesuatu. Apakah Anda sudah mulai mendoakan para pemimpin negara kita dengan keyakinan bahwa rencana Allah pasti akan terlaksana? Apakah Anda sudah berdoa agar kita bisa tetap setia memberitakan Injil dan nama Tuhan semakin dikenal serta disembah oleh segala suku, bangsa, dan bahasa?