Memahami bahwa perasaan iri hati itu tidak baik tidak selalu berarti bahwa kesadaran sudah ada. Banyak orang tidak sadar saat dirinya dikuasai oleh iri hati, sehingga perasaan itu dibiarkan saja. Rasa iri hati itu sangat berbahaya karena bisa mengalihkan perhatian kita dari berkat Tuhan--yang kita terima setiap hari--kepada talenta, status, pemberian, dan sukacita yang Tuhan berikan kepada orang lain. Namun, apakah kita bisa iri hati kepada orang jahat? Ya! Oleh karena itu, kitab Amsal memperingatkan agar anak-anak Tuhan jangan merasa iri hati terhadap orang jahat, melainkan harus hidup dalam takut akan Tuhan. Kita tidak perlu merasa iri kepada orang jahat yang tampak sukses karena kita memiliki masa depan dan harapan (24:1-2; 23:17-18).
Walaupun wajar bila kita merasa tidak nyaman melihat kesuksesan orang jahat dan kemalangan anak-anak Tuhan, kita tidak boleh merasa iri, bahkan kita dilarang bergaul dengan orang jahat agar kita tidak terpengaruh oleh pikiran dan kebiasaan orang jahat! Prioritas kita seharusnya bukan mencari kemudahan hidup, melainkan menjalani kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan, walaupun hal itu mungkin berarti bahwa kita harus melewati penderitaan dan kesusahan.
Biasanya, iri hati itu tertuju kepada orang di sekitar diri kita yang mempunyai kesamaan tertentu dengan diri kita. Misalnya, seorang pianis gereja bisa iri hati kepada pianis lain di gerejanya yang sering mendapat penghargaan. Perasaan iri hati umumnya muncul saat seseorang merasa bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan, yang ada pada diri orang lain.
Bagaimana menghadapi dosa iri hati? Pertama, akuilah bahwa kita rentan terhadap dosa iri hati. Kedua, sadarilah bahwa kita diterima, aman dan berharga di hadapan Alllah. Ketiga, saat melihat orang yang sukses, ingatlah bahwa hidup ini bukan arena persaingan, tetapi arena perjuangan untuk menjadi pribadi yang Allah inginkan. Sadarilah bahwa kita membutuhkan kedewasaan untuk: (1) mendengar pujian terhadap orang lain tanpa menjadi iri hati, (2) menerima pujian untuk diri sendiri tanpa menjadi sombong, (3) mendengar kritikan terhadap orang lain tanpa menjadi senang; dan (4) menerima kritikan untuk diri sendiri tanpa menjadi sedih dan putus asa. Apakah Anda sering tergoda untuk merasa iri hati saat melihat kesuksesan orang lain? Kiranya Tuhan menolong kita untuk berhati-hati terhadap dosa iri hati!