Perkataan, "Maaf saya khilaf" sering diucapkan oleh pelaku kejahatan yang tertangkap. Dalam KBBI, kata khilaf berarti kesalahan yang tidak disengaja. Khilaf sering dianggap sebagai keadaan tak terkontrol yang membuat seseorang tidak dapat mengendalikan diri sehingga melakukan suatu kesalahan. Pengakuan "khilaf" diharapkan membuat tindak kejahatan yang dilakukan seseorang dianggap wajar atau bisa dimaklumi karena semua orang bisa khilaf. Penulis kitab Amsal mengajarkan bahwa "Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya." (25:28). Betapa berbahayanya keadaan tersebut! Pada zaman itu, tembok kota adalah sarana pertahanan pertama dan utama. Bila tembok kota hancur, kota dan penduduk kota kehilangan sarana pertahanan dan keadaan menjadi tidak aman. Penduduk menjadi khawatir bahwa musuh sewaktu-waktu bisa datang menyerang. Robohnya tembok kota membuat keadaan menjadi sangat berbahaya karena rentan terhadap serangan musuh. Penyamaan orang yang tidak dapat mengendalikan diri dengan tembok kota yang roboh mengingatkan bahwa orang yang tidak dapat mengendalikan diri itu rentan untuk jatuh dalam dosa saat menghadapi "serangan musuh" yang berwujud kesulitan, penderitaan, ketidakadilan, cemoohan, sakit penyakit, godaan dosa, dan sebagainya.
Bagaimana cara mengendalikan diri saat kita terancam oleh "serangan musuh"? Rasul Paulus menasihati, "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh" (Galatia 5:25). Artinya, kita harus rela untuk dipimpin/dikuasai terus-menerus oleh Allah Roh Kudus. Saat menghadapi ?serangan musuh?, kita harus berpikir cepat untuk memutuskan apakah kita akan mengikuti keinginan diri sendiri atau kita memberi diri untuk dikuasai oleh Roh Kudus dan menaati kehendak Allah. Khilaf bukanlah alasan yang pantas bagi orang Kristen. Kita bertanggung jawab penuh atas kekudusan atau keberdosaan kita. Kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Siapakah yang mengendalikan hidup kita: diri kita sendiri atau Tuhan? Jika Tuhan adalah Pemimpin hidup kita, tantangan apa yang kita hadapi untuk bisa terus-menerus dikuasai oleh Roh Kudus? Serahkanlah kendali hidup Anda kepada Tuhan, agar kita dimampukan untuk mengendalikan hidup kita, sehingga menjadi semakin menyenangkan Dia.