Dalam rangkaian renungan Natal tahun ini, kita akan bersama-sama merenungkan delapan hal tentang siapa Kristus bagi kita. Pengenalan akan Kristus akan membuat kita bisa menghayati Natal secara lebih tepat. Kedelapan hal tentang Kristus--Sang Anak Tunggal Allah-- yang akan kita renungkan adalah sebagai berikut: Pertama, Kristus adalah Sang Penyelamat. Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia karena manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Kedua, Kristus adalah Sang Mesias. Perjanjian Lama mengungkapkan hukuman terhadap umat Allah yang gagal melakukan kehendak Allah. Oleh karena itu, umat Allah menantikan datangnya Seorang Pembebas. Kristuslah Mesias, Sang Pembebas yang dijanjikan Allah! Ketiga, Kristus adalah Sang Pembela. Iblis selalu berusaha menjatuhkan kita, baik dengan membuat kita menderita maupun dengan membuat kita jatuh ke dalam dosa. Akan tetapi, Kristus selalu membela kita. Keempat, Kristus adalah Sang Guru Agung. Manusia berdosa telah tersesat dan salah jalan sehingga memerlukan petunjuk dari Sang Guru Agung agar bisa berjalan di jalan yang benar. Kelima, Kristus adalah Sang Gembala Agung. Daya tarik dunia ini selalu berusaha menyesatkan kita dengan mengarahkan kita ke arah yang salah. Oleh karena itu, kita harus mengikuti petunjuk Sang Gembala Agung kita. Keenam, Kristus adalah Sang Penguasa. Jangan bodoh! Kuasa Kristus yang menyertai orang percaya akan membuat kita sanggup melakukan hal-hal yang melampaui kemampuan alamiah kita. Kristuslah yang sesungguhnya memegang kekuasaan. Ketujuh, Kristus adalah Sang Penghibur. Sejak zaman dulu sampai masa kini, kehidupan manusia--baik kaya maupun miskin--selalu diwarnai oleh dukacita. Kedelapan, Kristus adalah Sang Pendamping. Dalam keadaan sebagai Manusia, Kristus mendampingi para murid. Kini, Kristus tetap mendampingi setiap orang percaya. [GI Purnama]
Natal adalah hari raya untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus di dunia ini. Kelahiran Yesus Kristus adalah kelahiran yang istimewa yang tidak memiliki kesamaan dengan semua kelahiran manusia di dunia ini. Maria--ibu Yesus-Kristus--hamil bukan karena hasil hubungan suami istri, tetapi karena Roh Kudus (Matius 1:18). Ingatlah bahwa Yesus Kristus telah ada sejak kekekalan bersama-sama dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Yesus Kristus--Sang Allah Anak--adalah Firman yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah, lalu menjadi Manusia dan tinggal di antara manusia (Yohanes 1:1,2,14). Oleh karena itu, kelahiran Yesus Kristus ini juga disebut sebagai inkarnasi Allah menjadi Manusia.
Allah menjadi Manusia karena umat manusia telah jatuh ke dalam dosa melalui kejatuhan Adam--dan Hawa--ke dalam dosa. "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. " Banyak orang--termasuk orang Kristen--memandang kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa hanya sebagai kisah kuno yang menarik, tetapi tidak menyadari bahwa kejatuhan tersebut berkaitan dengan seluruh umat manusia. Kejatuhan Adam ke dalam dosa itu membawa masuk dosa ke dalam dunia, dan selanjutnya membawa kematian. Oleh karena itu, setiap orang dilahirkan dalam kondisi berdosa, bahkan dalam kondisi mati secara rohani (Roma 5:12; Mazmur 51:7; Efesus 2:1). Karena setiap orang dilahirkan dalam keadaan berdosa dan mati secara rohani, manusia tidak mungkin bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Itulah sebabnya, Allah menjadi Manusia Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat manusia. Maria--Ibu Yesus Kristus--mengandung karena Roh Kudus, bukan karena hubungan suami istri, sehingga Yesus Kristus adalah satu-satunya Manusia yang tidak mewarisi dosa Adam dan dilahirkan dalam keadaan tidak berdosa. Oleh karena itu, hanya Yesus Kristus saja yang sanggup menyelamatkan manusia berdosa (Kisah Para Rasul 4:12)
Apakah pandemi mengubah keadaan manusia berdosa? Tidak! Manusia tetap dilahirkan dalam dosa dan menunggu saat kedatangan masa penghakiman Allah (Ibrani 9:27). Apakah Anda siap menghadapi masa penghakiman itu? Apakah Anda sudah memiliki jaminan keselamatan yang hanya bisa diperoleh dalam diri Yesus Kristus, Sang Juru Selamat itu (Yohanes 3:16; 14:6)? [GI Purnama]