Selasa, 21 Oktober 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 22
Peristiwa penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali terhadap Tuhan Yesus sering dipakai untuk menggambarkan kegagalan iman yang memalukan dari seorang pengikut Kristus. Bukankah beberapa jam sebelumnya, Petrus dengan penuh keyakinan berkata bahwa ia bersedia masuk penjara, bahkan mati demi Tuhan Yesus (22:33)? Bagaimana mungkin bahwa pada malam Tuhan Yesus ditangkap, ia sekonyong-konyong berbalik 180 derajat dari komitmennya untuk tetap setia, dan ia menjadi pribadi yang menyangkal bahwa ia mengenal Tuhan Yesus (22:57, 58, 60)?
Petrus sesungguhnya adalah sosok yang memiliki keberanian besar. Siapakah murid yang masih mengikuti Tuhan Yesus (sekalipun dari kejauhan), padahal murid-murid yang lain tidak ada yang berani, bahkan ada yang lari terbirit-birit? Siapakah yang berani membela Tuhan Yesus dan menghunuskan pedangnya pada salah seorang anggota gerombolan yang hendak menangkap Tuhan Yesus? Siapakah yang berani berada di tengah kerumunan orang banyak yang berkumpul di dekat halaman Imam Besar Kayafas yang sangat ingin menyalibkan Tuhan Yesus? Semuanya itu jelas menyingkapkan sisi keberanian Petrus.
Petrus adalah seorang yang berani dan berkomitmen, namun bisa lemah dan jatuh. Sungguh menarik untuk menyimak bahwa Tuhan Yesus bukan hanya tahu bila Petrus akan menyangkal Dia, tetapi Ia juga telah mendoakan Petrus (22:32).
Kegagalan tidak-lah harus tinggal terus sebagai kegagalan. Tuhan Yesus percaya bahwa Petrus akan insaf. Tuhan Yesus juga tidak pernah kehilangan pengharapan terhadap diri kita, sekalipun kadang-kadang kita gagal dan mengecewakan Dia. Kegagalan merupakan pengalaman yang berharga bila kita mau jujur terhadap diri sendiri, mengakuinya, memohon pertolongan Tuhan, dan bangkit kembali. [FL]
Mazmur 37:24
“Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak,
sebab TUHAN menopang tangannya.”