Terkadang, kita ingin menjadi tuan atas rencana yang telah kita atur sedemikian rupa, dan kita berharap bahwa semua rencana tersebut dapat berjalan sesuai dengan kehendak kita. Misalnya, kita mengatur waktu menyelesaikan studi dalam tiga tahun, kemudian menikah, membeli rumah atau memiliki usaha sendiri di usia tertentu, dan sebagainya. Bila semua rencana tersebut berjalan lancar, sukses, dan sesuai dengan harapan kita, tentu kita sangat senang dan mudah bersyukur kepada Tuhan. Bisa jadi kita menganggap Allah memberkati kita dengan segala kelancaran tersebut. Akan tetapi, bagaimana jika terjadi peristiwa yang menghambat rencana dan harapan kita? Apakah kita akan mengeluh, kecewa, dan bahkan marah kepada Tuhan?
Ketika Daud diurapi oleh Samuel menjadi raja Israel menggantikan Saul (1 Samuel 16:1-13), tidak serta merta Daud naik takhta. Ada berbagai peristiwa tak menyenangkan yang dialami oleh Daud sebelum ia menjadi raja atas Israel. Ia dikejar-kejar seperti seorang buronan, sampai-sampai ia harus pergi mengungsi ke negeri asing untuk berlindung, bahkan ia pernah berpura-pura menjadi orang gila, nyawanya terancam, dan beberapa rekan terdekatnya mengkhianatinya (1 Samuel 16:14-23; 19:1-24; 21:1-29:11). Semua hal yang dialami Daud tidak pernah ada dalam agendanya. Namun, Daud tahu bahwa Tuhan selalu menyertainya dalam segala perjalanannya dan Tuhanlah yang menentukan waktu yang tepat untuk mengangkat dirinya menjadi raja atas Israel (1 Samuel 18:12,14,28). Setelah Raja Saul mangkat, barulah Daud diangkat menjadi raja atas Yehuda (2 Samuel 2:1-11). Daud segera mengusahakan perdamaian dengan seluruh Israel, kemudian barulah ia diangkat menjadi raja atas seluruh Israel (1 Tawarikh 11:3; 2 Samuel 5:1-5). Di bawah pemerintahan Daud, ia memindahkan ibu kota kerajaan dari Hebron ke Yerusalem yang juga di sebut Sion, kota Daud. Dengan demikian, kerajaan Israel semakin kuat dan wilayah kekuasaannya semakin luas sebab Tuhan semesta alam menyertai dia (1 Tawarikh 11:9).
Sebenarnya, kesuksesan dan pencapaian Daud disebabkan karena Tuhan menyertai Daud. Melalui pengalaman hidup Daud, kita diingatkan agar senantiasa menyerahkan seluruh cita-cita dan harapan akan masa depan hanya kepada Tuhan saja. Dialah yang memegang kendali atas hidup kita seutuhnya (Amsal 16:9). Apakah Anda telah hidup dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah?