Lari estafet merupakan salah satu jenis lomba lari dalam cabang olahraga atletik yang dimainkan oleh tim pelari secara bergantian. Setiap tim pelari biasanya terdiri dari empat pelari. Mereka mempunyai peran masing-masing, sesuai dengan posisinya. Ciri pembeda lari estafet dengan jenis olahraga lari lainnya adalah bahwa setiap pelari harus mengalihkan tongkat pada pelari berikutnya, dan begitulah seterusnya. Yang perlu diperhatikan oleh tim pelari adalah bahwa mereka tidak boleh melakukan kesalahan atau pelanggaran waktu mengalihkan tongkat estafet. Jika terjadi pelanggaran, tim itu akan terdiskualifikasi.
Suka duka yang mewarnai perjalanan hidupnya membuat Daud senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Daud menyanyikan sebuah doksologi, yaitu pujian yang menceritakan tentang Tuhan dan karya-Nya, bukan tentang diri Daud sendiri (29:10-13). Dia bersyukur karena Allah telah berjanji untuk mengukuhkan kerajaannya sampai selama-lamanya. Janji Allah kepada Daud dan keturunannya itu luar biasa. Namun, janji itu tidak menghilangkan tanggung jawab manusia. Berkat diberikan bagi yang taat, sedangkan disiplin atau hukuman dijatuhkan bagi yang tidak taat (2 Samuel 7:8-16). Oleh sebab itu, ketika Daud mengalihkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Salomo, ia berdoa dan memohon kepada Tuhan agar Tuhan memelihara hati raja dan umat-Nya Israel, sehingga mereka senantiasa berpegang pada perintah, peringatan, dan ketetapan Tuhan. Daud tidak boleh salah langkah dalam mempersiapkan Salomo sebagai penggantinya, sebab sikap seorang raja Israel sangat menentukan nasib seluruh bangsa di hadapan Allah. Daud rindu agar generasi penerusnya senantiasa memprioritaskan Taurat Tuhan dan memusatkan penyembahan hanya kepada Allah nenek moyang mereka, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub (1 Tawarikh 22:11-13; 28:9-10).
Dalam konteks masa kini, terlihat bahwa pemimpin gereja selalu silih berganti mengalihkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada generasi selanjutnya. Namun, harus diingat bahwa seorang pemimpin gereja harus setia berpegang teguh kepada Injil yang sejati, memiliki kerendahhatian, rela melayani, serta selalu mencari wajah Tuhan. Pemimpin gereja harus mengabdi dengan sepenuh hati kepada Allah, karena ia ikut menentukan masa depan gereja.