Orang yang sedang mencapai puncak kesuksesan hidup mudah menjadi sombong dan lupa diri. Kehidupan yang serba lancar dan badan yang sehat mudah sekali membuat seseorang berpikir bahwa kesuksesan yang ia raih merupakan hasil prestasi dan usaha diri sendiri. Raja Uzia juga demikian. Ketika baru memulai jabatan sebagai raja yang masih muda, ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Selama hidup Zakharia, ia mencari Allah yang mengajarinya supaya takut akan Allah. Selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil (26:4-5). Ia berhasil karena Allah menolongnya. Di dalam bacaan Alkitab hari ini, dicatat bahwa Uzia menjadi kuat karena ia ditolong TUHAN secara ajaib (26:15). Pertolongan TUHAN-lah yang membuat Uzia menjadi raja yang hebat, terkenal, dan termasyhur. Namanya termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh karena segala perbuatannya untuk mengokohkan kerajaannya.
Ia membangun menara dan sudut-sudut tembok kota, serta mengumpulkan tentara yang sanggup berperang, dan membuat perlengkapan persenjataan.
Setelah menjadi kuat, Raja Uzia menjadi tinggi hati dan melakukan hal yang merusak (26:16). Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini mengatakan bahwa setelah kuat, Raja Uzia menjadi sombong, dan itu menyebabkan kehancurannya. Jadi, "melakukan hal yang merusak" itu berarti melakukan hal yang menghancurkan dirinya. Firman Tuhan berulang kali mengingatkan kita tentang bahaya ketinggihatian (Amsal 18:12--"Tinggi hati mendahului kehancuran"; Yakobus 4:6b--"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati). Dalam kesombongannya, Uzia melanggar perintah TUHAN dengan membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan di Bait Allah, padahal pelayanan ini hanya boleh dilakukan oleh imam dari keturunan Harun (2 Tawarikh 26:16-18). Ketika ditegur secara tegas oleh imam Azarya dan delapan puluh imam lain yang berani menentang dirinya (bandingkan dengan Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini), ia menjadi marah. Akibatnya, TUHAN menghukum Uzia dengan menimpakan penyakit kusta pada dahinya (26:19).
Sangat disayangkan bahwa kehidupan Uzia berakhir dengan tidak baik. Bacaan Alkitab hari ini mengajar kita untuk menjaga kerendahhatian di hadapan Tuhan. Kita harus senantiasa ingat bahwa keberhasilan kita disebabkan karena Tuhan menolong kita.