Pra-Reformasi
Minggu, 26 Oktober 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Yakobus 3:1-12
Kendali – suatu hal yang tidak asing – adalah sesuatu yang kita inginkan, sekaligus bisa berbahaya. Sebuah alat kendali mungkin terlihat murahan, tetapi yang dikendalikan bisa saja merupakan sesuatu yang besar dan bernilai. Misalnya, alat kendali mainan radio kontrol helikopter mungkin terlihat murahan. Namun, helikopter yang dikendalikannya dapat benar-benar terbang dan bergerak. Bila tidak dikendalikan dengan baik, mainan itu dapat melukai orang atau merusak barang. Dalam skala yang lebih ekstrim, sebuah drone (pesawat terbang kendali milik kalangan militer) dapat diterbangkan ke suatu daerah dan menjatuhkan bom sungguhan hanya dengan sentuhan ringan pada alat pengendalinya.
Konsep kendali ini bukan “barang baru”, tetapi sudah ada pada masa penulisan kitab Yakobus, yaitu kendali yang berupa “kekang” pada mulut kuda dan “kemudi yang amat kecil” pada kapal besar (3:2-5). Konsep ini digunakan untuk mengingatkan kita akan pentingnya menguasai dan mengendalikan hidup kita dengan mulut sebagai remote, kekang atau kemudi. Jawaban atau perkataan mulut kita dapat menentukan dengan siapa kita menjalani puluhan tahun kehidupan berkeluarga, menentukan apakah kita akan pindah kerja dan ke mana kita akan pindah, menentukan jumlah penghasilan kita, bahkan menentukan hidup mati kita, baik secara jasmani dalam dunia ini maupun secara rohani dalam kekekalan. Oleh sebab itu, kendalikanlah perkataan mulut kita!
Bila kita memperhatikan 3:9-12, masalah yang diangkat bukan karena perkataan baik yang tidak dapat diucapkan, tetapi karena perkataan jahat yang tidak dapat dihentikan terucap. Jadi, janganlah kita berbangga diri bila dapat mengucapkan banyak “Haleluya”, “ Puji Tuhan”, “Semoga selamat”, “Tuhan memberkati”, dan sebagainya. Bergumullah untuk menghentikan sebanyak mungkin kata-kata cibiran, cercaan, makian, hinaan maupun kutukan, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dapatkanlah kembali kendali atas diri kita sendiri! [FB]
Yakobus 3:2b
“Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna.”