Rencana Keselamatan Allah Yang Universal

Taat Pada Panggilan

2 November 2014
Rencana Keselamatan Allah Yang Universal

Isi Kitab Yunus tergolong unik karena kitab ini tidak berpusat pada ucapan Nabi Yunus kepada bangsa Israel, melainkan pada pengalaman sang nabi di dalam pergumulan ketaatannya terhadap perintah Tuhan. Di luar kitab Yunus, nama Nabi Yunus dicatat dalam 2 Raja-raja 14:25 sebagai: (a) nabi di Kerajaan Israel Utara pada masa pemerintahan Yerobeam II (793-753 SM); (b) berasal dari Gat-Hafer, yang berjarak 3-5 km utara Nazaret di Galilea. Pada masa awal pelayanannya, Nabi Yunus mungkin populer karena ia menubuatkan kejayaan Israel dan ekspansi wilayah mereka. Untuk sementara, hukuman Tuhan kepada Israel ditunda dan Israel diizinkan mengalami era puncak kemakmuran di bawah pemerintahan Raja Yerobeam II (2 Raja-raja 14:24). Rentang waktu pelayanan Nabi Yunus terjadi tidak lama setelah pelayanan Nabi Elisa (bandingkan dengan 2 Raja-raja 13:14-19), dan sezaman dengan Nabi Amos (Amos 1:1) serta Nabi Hosea (Hosea 1:1).

Dari sudut pengajaran, Kitab Yunus adalah kitab yang penting. Kitab ini dibaca pada setiap perayaan Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian), yaitu hari raya yang dianggap paling suci dalam agama Yahudi. Pada hari itu, umat Israel mengingat penghakiman Allah dan perlunya pertobatan—ini sesuai dengan isi kitab Yunus yang menceritakan tentang pengampunan Allah bagi mereka yang bertobat. Kitab Yunus kental dengan sifat Allah yang diperkenalkan melalui struktur kitabnya: Allah yang Berdaulat (pasal 1), Allah Pembebas (pasal 2), Allah Pengampun, (pasal 3) dan Allah yang Benar dan Berkasih Karunia (pasal 4).

Kitab Yunus merupakan kitab Perjanjian Lama (PL) dengan isi berita terjelas, yaitu bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan bukan hanya tersedia bagi bangsa Yahudi, namun juga bagi bangsa bukan Yahudi. Dapat dikatakan bahwa Yunus merupakan satu-satunya nabi yang diutus secara khusus untuk memberitakan pertobatan kepada bangsa asing. Allah harus mengubah sikap Nabi Yunus yang anti terhadap bangsa lain! Inilah tema PL. Dengan berbagai cara, Allah memperlihatkan rencana penyelamatan-Nya kepada semua bangsa dan Ia menghendaki agar bangsa pilihan-Nya (Israel) menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain. Dalam Perjanjian Baru (PB), Yesus mengacu kepada “tanda nabi Yunus” untuk menunjuk kepada penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya (Matius 12:39-40). Kitab Yunus membuat kita bersyukur atas anugerah penyelamatan Allah yang universal kepada segala bangsa, sehingga kita yang telah menerima anugerah keselamatan bisa dipakai Tuhan untuk memberitakan Kabar Baik itu kepada orang lain. [J]



Minggu,2 November 2014

Bacaan Alkitab hari ini: Yunus 1-2


Teror ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang meresahkan masyarakat di seluruh dunia mengingatkan kita akan satu bangsa besar yang kuat dan berkuasa, sekaligus bengis, dalam kisah Yunus. Asyur telah berkembang sebagai suatu kerajaan adikuasa yang tidak berbelas kasihan terhadap para tawanan. Saat diutus ke Niniwe, Yunus menginginkan agar kota Niniwe (ibu kota Asyur) yang mereka banggakan dihancurkan Allah!

Bila kita mengingat apa yang bangsa Asyur lakukan terhadap tawanannya, kedatangan Yunus ke Niniwe bagaikan kepergian untuk menghantar nyawa. Di kitab Nahum, orang Niniwe digambarkan sebagai bangsa yang melawan Allah (1:8), penindas orang lemah (2:12), kota penumpah darah yang tidak mengenal belas kasihan (3:1), kota penyembah berhala, persundalan, dan sihir (1:14; 3:4). Karena itu, Yunus berharap agar Tuhan Allah tidak berbelas kasihan kepada penduduk Niniwe yang kejam itu. Bagi Yunus, penghakiman dan murka Allah atas bangsa yang jahat itulah keadilan. Namun, panggilan serta rencana Allah atas Niniwe tidak dapat dihalangi oleh kebencian dan pemberontakan Yunus.

Kisah Yunus mengajarkan bahwa Allah berdaulat atas hamba-Nya yang Ia panggil. Tidak ada yang dapat mencegah panggilan Allah. Yunus pun harus tunduk dan taat terhadap panggilan Allah. Taat terhadap panggilan Allah berarti menyerahkan diri secara total dalam rencana dan kehendak Bapa. Pelayanan Yunus merupakan gambaran yang jelas tentang tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia, yaitu untuk “menghantarkan nyawa”, namun Tuhan Yesus melakukannya dalam kasih dan ketaatan serta ketundukan atas rencana Bapa. Sesungguhnya, orang yang seharusnya binasa adalah orang yang paling membutuhkan anugerah Allah. Anugerah Allah telah dikaruniakan kepada kita dan kita dipanggil untuk menjadi terang bagi mereka yang berada di dalam gelap. [J]

Yohanes 15:16a

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah ....”
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design