Di tengah berita penghukuman yang disampaikan kepada orang Israel dan Yehuda, Allah yang penuh dengan kemurahan dan anugerah memberikan janji pemulihan. Allah mengutus Anak-Nya sendiri untuk menjadi perantara antara manusia berdosa dan Allah, dengan jalan mati di kayu salib untuk menebus dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya. Janji ini adalah berita sukacita dan pengharapan, karena Allah tidak membiarkan manusia binasa di dalam dosa, melainkan memberikan jalan keluar untuk permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh manusia. Allah berjanji bahwa Seorang Pemimpin akan bangkit dari Betlehem Efrata, dan janji ini digenapi ketika Yesus Kristus lahir di Betlehem.
Siapakah Yesus, Sang Pemimpin yang dijanjikan Allah itu? Ia lahir di Betlehem, tetapi Ia tidak berawal di Betlehem. Permulaan-Nya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (5:1). Perkataan "dahulu kala" itu ada yang menerjemahkan sebagai "awal zaman" (Alkitab Terjemahan Lama), dan ada yang menerjemahkan sebagai "kekekalan" (KJV, NASB). Sebagai Anak Allah, Yesus Kristus sudah ada bersama-sama dengan Allah sejak kekekalan. Dia adalah Pencipta alam semesta ini. Akan tetapi, Dia mau lahir di Betlehem, sebuah kota kecil di Yudea. Kenyataan ini mengajarkan kepada kita beberapa hal:
Pertama, Yesus Kristus adalah Allah yang mulia, melebihi manusia mana pun, karena Ia telah ada dalam kekekalan.
Kedua, Yesus Kristus mengasihi kita, sehingga Ia rela meninggalkan surga yang mulia untuk menjadi sama dengan manusia yang hina.
Ketiga, Yesus Kristus adalah Allah, namun sekaligus Ia adalah manusia karena ia lahir dari seorang wanita. Ia menambahkan Kemanusiaan pada Keilahian-Nya.
Keempat, Yesus Kristus adalah Allah dan manusia yang menunjukkan simpati-Nya pada kita. Ia mau turut merasakan keadaan dan kondisi kita sebagai manusia. Ketika kita bergumul, Allah mengerti apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami.
Bersyukurlah karena kasih Allah melampaui pengertian kita. Kita--yang seharusnya mengalami kematian kekal--telah beroleh pengampunan dan keselamatan kekal. Jangan sia-siakan anugerah Allah itu! Apakah Anda telah mengabdikan seluruh hidup Anda bagi Yesus Kristus, sebagai respons terhadap apa yang telah Ia lakukan bagi diri Anda?