Pernahkah Anda mendengar orang berkata, "Tadi, saya hampir tertidur saat mendengarkan khotbah karena suara pengkhotbah datar. Saya tidak mendapat manfaat apa pun dalam ibadah di gereja itu." Respons semacam itu sering terdengar setelah ibadah usai. Apakah respons semacam itu wajar? Apakah respons semacam itu memperlihatkan adanya kekeliruan dalam memahami ibadah? Mazmur bani Korah dalam bacaan Alkitab hari ini memperlihatkan adanya gairah untuk hadir di rumah Tuhan. Sikap bani korah ini kontras dengan sikap leluhur mereka, yaitu Korah. Korah pernah ikut mempengaruhi 250 orang pemimpin umat Israel untuk memberontak terhadap kepemimpinan Musa, sehingga TUHAN menghukum mereka (Bilangan 16). Syukurlah bahwa bani Korah--keturunan Korah--tidak dimusnahkan TUHAN, bahkan mereka diberi kesempatan untuk melayani TUHAN. Mazmur 84 mengungkapkan kerinduan dan sukacita bani Korah dalam melayani TUHAN.
Salah satu ayat paling terkenal dalam Mazmur 84 adalah ayat 11. Pemazmur mengungkapkan bahwa lebih baik satu hari di pelataran atau di ambang pintu rumah Allah daripada seribu hari di tempat lain atau di kemah orang fasik. Walaupun tempat lain atau kemah orang fasik bisa terasa menyenangkan karena di sana bisa menjadi tempat memuaskan keinginan daging dan bisa memberi keuntungan materi, pemazmur lebih memilih untuk berada di rumah TUHAN atau berada di dekat TUHAN. Pemazmur--yakni bani Korah--memosisikan diri sebagai pelayan di Kemah Suci atau Kemah Pertemuan (1 Tawarikh 9:19). Mereka memercayai TUHAN. Oleh karena itu, mereka setia melakukan semua tugas yang diserahkan kepada mereka. Walaupun tugas sebagai penjaga pintu tampak sepele, bani Korah menikmati tugas tersebut. Tugas itu membuat mereka lebih dekat dengan TUHAN.
Apakah Anda memercayai TUHAN? Apakah Anda pernah ikut melayani dalam suatu ibadah? Apakah Anda bisa menikmati persekutuan dengan Tuhan saat Anda melayani dalam ibadah? Apakah Anda bersedia memilih untuk lebih mengutamakan relasi dengan Tuhan daripada menikmati kesenangan hidup untuk memuaskan keinginan daging Anda? Sebagai orang yang telah memperoleh anugerah keselamatan, seharusnya kita mengutamakan relasi dengan Tuhan yang harus dijalin dalam ibadah dan dalam kehidupan sehari-hari!