Umat Israel telah sangat berdosa, sehingga TUHAN menghukum dengan membuang mereka dari Tanah Perjanjian serta membuat mereka menjadi tawanan bangsa Asyur dan bangsa Babel yang tidak mengenal TUHAN. Kondisi seperti ini sangat memalukan! Di satu sisi, dalam bacaan Alkitab hari ini, pemazmur memunculkan seruan permohonan sekaligus keyakinan bahwa sebenarnya, TUHAN adalah Maha Pengampun, sehingga Ia memberi pengampunan pada umat-Nya (85:3-4). Di sisi lain, pemazmur merindukan pemulihan yang TUHAN lakukan atas umat-Nya yang bukan hanya sekadar pemulihan secara fisik (dikembalikan ke Tanah Perjanjian, kehidupan ekonomi dipulihkan), tetapi juga--yang lebih penting--pemulihan secara rohani: umat kembali memiliki kesetiaan secara rohani di hadapan TUHAN, sehingga terjalin relasi yang intim antara umat dengan TUHAN (85:10-11).
Jelas bahwa anugerah TUHAN itu secara mutlak tergantung pada TUHAN saja, sama sekali tidak ditentukan oleh tindakan kita. Oleh karena itu, saat TUHAN memberi anugerah kepada umat Israel, yaitu mengampuni dan memulihkan kondisi mereka, hal itu sepenuhnya berdasarkan pada belas kasihan TUHAN atas orang berdosa. Kehidupan orang percaya pada masa kini juga serupa dengan kehidupan umat TUHAN pada masa lampau. Sebelum menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus, kita adalah orang yang sepatutnya menerima murka dan hukuman Allah. Akan tetapi, anugerah yang kita terima di dalam Tuhan Yesus membuat kita menjadi orang yang diselamatkan. Lalu, setelah kita diselamatkan, apakah kita masih memerlukan anugerah? Ya! kita selalu memerlukan anugerah Allah yang akan memampukan kita menjalani kehidupan yang kudus di dunia yang berdosa ini. Anugerah Allah yang melimpah dalam hidup kita seharusnya menyadarkan kita untuk selalu memprioritaskan waktu guna menjalin relasi yang intim dengan TUHAN dan melibatkan TUHAN dalam seluruh aspek kehidupan kita, sehingga apa yang kita pikirkan, apa yang kita rencanakan, apa yang kita putuskan, dan apa yang kita lakukan, semuanya sesuai dengan kebenaran firman Allah. Apakah Anda telah menerima anugerah pengampunan yang tersedia di dalam Kristus itu? Apakah Anda telah membiasakan diri untuk memprioritaskan waktu guna menjalin relasi yang intim dengan TUHAN? Apakah relasi Anda dengan TUHAN telah mempengaruhi kehidupan Anda sehari-hari?