Belsyazar menjadi raja Kerajaan Babel karena Raja Nebukadnezar terhalau dari antara manusia (4:33). Ketika Belsyazar menjadi raja, Kerajaan Babel masih dalam masa jaya (4:30). Pada usia yang relatif muda, ia menjadi raja sebuah kerajaan yang besar. Yang mengherankan, meskipun Raja Belsyazar mengetahui apa yang terjadi atas diri ayahnya, ia tidak merendahkan dirinya di hadapan Allah yang sejati (5:22). Raja Belsyazar justru memuji berbagai illah palsu dan dengan sengaja merendahkan Allah nenek moyang bangsa Israel (5:3-4). Tindakan Raja Belsyazar dan rakyat Babel yang minum dengan memakai perkakas Bait Allah menunjukkan tiadanya rasa hormat serta takut akan Allah. Tindakan tersebut sangat kontras bila dibandingkan dengan kata-kata Nebukadnezar setelah melalui pengalaman direndahkan oleh Allah. Marilah kita mencermati kata-kata terakhir Raja Nebukadnezar yang dicatat dalam Alkitab: "Aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak" (4:37). Sayang sekali bahwa Raja Belsyazar tidak mengindahkan kesaksian yang sangat baik dari ayahnya, sehingga ia harus mengalami penghukuman yang tegas dari Allah (5:30).
Mengetahui adanya Allah berbeda dengan menghayati siapa Allah sesungguhnya (lihat Roma 1:18-26). Sungguh tepat apa yang Kristus katakan, "Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3). Istilah "dilahirkan kembali" adalah terjemahan dari perkataan bahasa Yunani ‘gennēthe anōthen’ yang berarti ‘dilahirkan dari atas’ atau dari dalam. Jadi, dilahirkan kembali berarti menerima anugerah Allah yang membuat manusia yang sebelumnya mati secara rohani (Efesus 2:1)--sehingga tidak dapat mengenal Allah yang sejati--menjadi percaya kepada Kristus. Sejak saat itu, dimulailah proses menghayati pengenalan yang benar akan Allah.
Kita patut bersyukur bila hari ini kita telah percaya kepada Kristus dan menjalani proses mengenal Allah yang benar. Anda bukan hanya perlu terus bertumbuh secara rohani, tetapi Anda juga memiliki tanggung jawab untuk menolong orang lain--khususnya generasi penerus kita--untuk mengenal Allah. Apakah Anda sudah terlibat dalam proses pemuridan untuk membentuk generasi penerus gereja yang mengenal Allah yang sejati? Kiranya Tuhan menolong kita!