Sejarah Gereja Mula-mula
Kisah Para Rasul membicarakan tentang sejarah awal mula kekristenan yang diawali dengan kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Saat Tuhan Yesus masih bersama-sama secara fisik dengan para murid-Nya, para murid bisa mengandalkan Tuhan Yesus saat menghadapi kesulitan apa pun dalam kehidupan dan pelayanan mereka. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, peran Tuhan Yesus digantikan oleh Roh Kudus. Oleh karena itu, peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta merupakan tonggak penting dalam sejarah gereja. Mulai hari Pentakosta, kepemimpinan Rasul Petrus mulai terlihat menonjol. Bila kita melihat sejarah gereja mula-mula dalam sudut pandang Kisah Para Rasul 1:8—yaitu menjadi saksi Kristus di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi—jelas bahwa Rasul Petrus adalah pembuka kunci kesaksian di Yerusalem (2:14), di Samaria (8:14), dan di ujung bumi yang diawali dengan pelayanan terhadap seorang perwira pasukan Italia (non-Yahudi) bernama Kornelius dan orang-orang yang berkumpul di rumahnya (10:1-48).
Walaupun Rasul Petrus adalah pembuka pelayanan terhadap orang-orang non-Yahudi, fokus pelayanan Rasul Petrus adalah terhadap orang-orang Yahudi. Pelayanan terhadap orang-orang non-Yahudi terutama dilakukan oleh Rasul Paulus. Karena Kisah pertobatan Rasul Paulus (yang semula bernama Saulus) dibicarakan dalam pasal 9, maka pasal 10-12 bisa kita pandang sebagai transisi dari fokus pelayanan di bawah kepemimpinan Rasul Petrus terhadap orang-orang Yahudi kepada fokus pelayanan di bawah kepemimpinanan Rasul Paulus terhadap orang-orang non-Yahudi yang dimulai di pasal 13.
Bila kita memperhatikan keseluruhan kitab Kisah Para Rasul secara teliti, maka kita akan melihat tiga faktor yang mempengaruhi arah sejarah gereja, yaitu pekerjaan Roh Kudus, kepemimpinan gereja, dan situasi politik setempat. Dalam Kisah Para Rasul, turunnya Roh Kudus dan munculnya karunia bahasa roh (yang mempersatukan, bukan yang memecah belah) merupakan tonggak dimulainya pelayanan baru (2:4; 8:14-17; 10:44-46; 19:6). Munculnya pemimpin baru (Rasul Paulus) menandai dimulainya misi terhadap orang-orang non-Yahudi. Penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem (8:1,4), penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan Raja Herodes (12:1), serta pemenjaraan Rasul Paulus (pasal 22-26) merupakan tonggak-tonggak yang tak dapat dipungkiri telah turut berpengaruh dalam perkembangan gereja. Perhatikan bahwa sejarah gereja bukan ditentukan oleh adanya uang dan keamanan! [P]
Sabtu, 15 November 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 1
Setelah Tuhan Yesus terangkat ke Surga dengan disaksikan oleh para murid, mereka diminta untuk menunggu di Yerusalem (1:4). Perintah Tuhan Yesus sangat jelas, yaitu agar mereka tidak meninggalkan Yerusalem, sebab di situlah janji Bapa akan dinyatakan. Perintah untuk menunggu pernah beberapa kali diberikan selama Tuhan Yesus hidup bersama para murid. Satu di antaranya adalah ketika Tuhan Yesus bersama dengan beberapa murid di Taman Getsemani. Perintah Tuhan Yesus sangatlah jelas, yaitu agar mereka berdoa selagi menantikan Tuhan Yesus berdoa. Namun, saat menanggapi perintah menunggu itu, mereka justru tidur karena berdukacita. Sangat menarik bahwa di Kisah Para Rasul ini, Tuhan Yesus memerintahkan mereka (murid-murid yang sama) untuk menunggu. Akan tetapi, terjadilah sebuah perubahan yang menarik. Kali ini, mereka melaksanakan penantian ini dengan berdoa bersama-sama.
Sungguh, apa yang dilakukan murid-murid Tuhan Yesus itu merupakan sebuah teladan yang indah bagi kita, murid-murid Tuhan pada masa kini. Di dalam perjalanan hidup kita, seringkali Allah meminta agar kita menunggu, termasuk menunggu jawaban doa. Keharusan untuk menunggu mungkin berarti ada penundaan atau keterlambatan. Saat dalam kondisi menunggu, bagaimana cara kita menghabiskan waktu? Murid-murid Tuhan Yesus menunggu dan mereka sungguh-sungguh bersehati untuk berdoa. Apakah Tuhan akan mendapati hal yang sama pada kita, murid-murid-Nya pada masa kini? [LS]
Kisah Para Rasul 1:14a
“Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama.”