Ester 1

Objek Seksual

20 November 2022
Pengantar Kitab Ester
Pemeliharaan yang Sempurna

Ester terlahir dengan nama Hadasa. Dia berasal dari suku Benyamin dan hidup pada masa pembuangan setelah umat Yehuda dibuang ke Babilonia, dan kemudian Kerajaan Persia berhasil menaklukkan Kerajaan Babel serta menjadi penguasa. Sejak kecil, Ester sudah menjadi anak yatim piatu, dan kemudian dia diadopsi oleh sepupunya yang bernama Mordekhai. Ester sangat beruntung karena dicintai dan dididik dengan baik oleh Mordekhai, seorang ayah angkat yang sangat mengasihi Tuhan.

Kisah ini berlatar di benteng Susan, ibu kota Persia pada masa pemerintahan Raja Ahasyweros yang dikenal dengan nama Yunani Xerxes 1 (486-464 SM). Saat itu, sebagian orang Yahudi telah kembali ke Yerusalem. Akan tetapi, untuk sementara, Ester dan Modekhai tetap berada di tanah pembuangan. Sebagai kelompok minoritas, orang-orang Yahudi sering dipandang dengan penuh kecurigaan, bahkan terkadang mereka menghadapi ancaman karena keberadaan mereka. Ester adalah seorang gadis Yahudi yang menggantikan Wasti menjadi Ratu Persia. Jauh sebelum zaman Ester, orang Israel dan Yehuda--yang kemudian disebut sebagai bangsa Yahudi--telah tersebar di seluruh Timur Dekat, khususnya Asyur dan Babilonia. Pada zaman Ester (479 SM), Kerajaan Persia telah menaklukkan hampir seluruh wilayah Timur Dekat Kuno. Oleh karena itu, rencana Haman untuk memusnahkan orang Yahudi di seluruh Kerajaan Persia berarti merupakan rencana memusnahkan hampir semua orang Yahudi. Keberadaan Ester dan tindakannya yang berani dalam menyelamatkan seluruh bangsanya adalah bagian dari rencana dan pemeliharaan Tuhan atas umat-Nya, sekalipun nama "Tuhan" atau "TUHAN" tidak disebut dalam kitab ini.

Pembebasan orang Yahudi dari rencana jahat Haman adalah peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Yahudi. Untuk mengingat peristiwa tersebut, setiap tahun, orang Yahudi merayakan hari raya Purim pada waktu yang ditentukan dengan membacakan kitab Ester. Hari raya Purim bukan hanya sekadar merayakan pembebasan umat Yahudi, tetapi mengingatkan mereka bahwa pembebasan tersebut disebabkan oleh adanya campur tangan dan pemeliharaan Tuhan yang sempurna atas hidup mereka. Orang Kristen pada masa kini tidak diwajibkan untuk merayakan hari raya Purim, tetapi orang Kristen harus mengingat kebenaran bahwa Tuhan memelihara kehidupan anak-anak-Nya dengan sempurna. Kiranya renungan GEMA ini menjadi berkat bagi kita semua. [GI Yorimarlina Umboh]





Renungan GeMA 20 November 2022
Objek Seksual

Kitab ini dimulai dengan memperkenalkan Raja Ahasyweros yang merajai 127 propinsi dari India sampai Etiopia. Pada tahun ketiga pemerintahannya, dia mengadakan pesta besar-besaran bagi semua pejabat, pegawai, tentara, bangsawan, dan pemimpin daerah. Tujuannya adalah untuk memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak (1:4). Hal ini menunjukkan bahwa Ahasyweros sedang berada di puncak kejayaan. Untuk memamerkan kebesarannya, dia membuat pesta selama 180 hari untuk para pembesar, ditambah 7 hari untuk seluruh rakyat. Dia bukan hanya menunjukkan seluruh kekayaannya, namun dia juga ingin memperlihatkan kepada seluruh rakyat dan para pembesar bahwa dia memiliki seorang istri yang sangat cantik.

Ratu Wasti adalah istri raja Ahasyweros. Parasnya sangat elok. Saat pesta berlangsung, raja Ahasyweros meminta Ratu Wasti mengha-dap. Namun, raja tidak pernah menyangka bahwa dia akan ditolak. Alasan penolakan adalah karena Wasti beranggapan bahwa diperton-tonkan kepada orang banyak merupakan tindakan yang merendahkan martabatnya sebagai seorang wanita. Penolakan ini membuat Raja Ahasyweros malu, sehingga ia menjadi sangat geram dan berapi-apilah murkanya. Ratu Wasti berani menolak kemauan raja dan berkata "tidak" untuk sesuatu yang ia anggap menghina dan salah. Ia bersikap tegar untuk melawan kekuasaan terbesar pada saat itu!

Sikap tunduk terhadap suami adalah kewajiban seorang istri. Namun, jika tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, istri diizinkan untuk menolak tunduk kepada suami. Tidak pernah ada dalam rancangan Allah bahwa seorang istri harus tunduk kepada hasrat-hasrat jahat suaminya. Dalam kasus ini, Raja Ahasyweros ingin memamerkan Wasti untuk memenuhi hasrat seksual. Dalam hal ini, sikap Ratu Wasti perlu untuk diacungi jempol. Meskipun berada dalam situasi yang sulit dan diperhadapkan pada konsekuensi yang membahayakan, Ratu Wasti membuat keputusan yang berani.

Kisah ini mengajarkan bahwa pernikahan tidak memberi hak atau izin kepada suami untuk berkhayal secara memalukan dengan memakai istri sebagai objek seksual untuk memuaskan diri. Bila Anda seorang suami, apakah Anda telah menuntun istri kepada kebenaran dan Anda senantiasa memuaskan hati Tuhan, bukan memuaskan hasrat diri? [GI Yorimarlina Umboh]

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design