Tidak ada kejahatan yang sempurna yang dapat menggagalkan rencana Allah. Kejahatan yang dilakukan oleh orang yang berkuasa pun dapat dihancurkan dengan mudah oleh kuasa Allah yang dahsyat.
Wahyu 17 membahas penghakiman Allah atas Kota Roma yang digambarkan dalam beberapa perspektif, yaitu sebagai pelacur besar (17:1,16), perempuan yang duduk di atas seekor binatang berwarna merah ungu (17:3,18), serta Babel besar, Kota besar (17:5,18). Dengan perspektif yang berbeda-beda ini, Yohanes menggambarkan Kota Roma sebagai kota yang penuh kejahatan dan kesombongan. Raja-raja dan bangsa-bangsa yang dikuasai Roma seperti orang-orang yang tidur dengan si pelacur (17:2). Kota Roma digambarkan sebagai pelacur yang duduk di atas seekor binatang berwarna merah ungu yang penuh nama hujat, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh (17:3). Binatang ini adalah simbol dari antikristus yang bersatu menggalang kekuatan untuk melawan Allah dan umat-Nya. Binatang yang dilihat Yohanes yang dikatakan "telah ada, namun tidak ada, akan muncul dari jurang maut" (17:8) adalah tiruan dari Allah yang disebut sebagai "Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang (1:4,8; 4:8). Binatang ini disebut raja kedelapan (17:11) dan menggambarkan raja yang mempunyai totalitas dari semua penggabungan tujuh kerajaan (tujuh kepala, 17:3). Raja kedelapan ini sangat jahat karena merupakan penggabungan semua kejahatan yang melawan Tuhan di setiap kerajaan. Itulah kerajaan antikristus! Walaupun antikristus mempunyai kuasa yang besar, ia akan dikalahkan oleh Allah. Dalam kedaulatan-Nya, Allah membuat mereka pecah kongsi. Hubungan sekutu/teman dalam kejahatan berubah menjadi musuh. Inilah salah satu bentuk penghakiman Allah atas Babel (binatang yg semula bekerja sama dengan Babel/pelacur, akhirnya menghancurkan pelacur itu, 17:16-17). Allah menghukum Kota Roma dengan cara membuat mereka saling membenci dan saling menghancurkan. Anak Domba (17:14) dan umat Allah memenangkan peperangan rohani itu!
Allah berdaulat dalam segala sesuatu, termasuk dalam menghancurkan kekuatan jahat yang melawan Dia dan umat-Nya. Inilah penghiburan, sekaligus kekuatan, bagi kita saat kita mendapat perlakuan jahat. Mungkin ada orang ingin mencelakakan kita, menjerumuskan kita, memfitnah kita, bahkan mereka-rekakan kejahatan agar kita terpuruk, bangkrut, dan sebagainya. Bila kita berjalan di jalan yang benar, jangan takut karena Allah ada di pihak kita.