Topik kerajaan seribu tahun dalam Wahyu 20 adalah salah satu topik perdebatan para penafsir Alkitab. Yang menjadi fokus perdebatan adalah seputar masalah apakah diikatnya Iblis oleh malaikat (20:1-3) dan konsep kerajaan seribu tahun (20:4-6) harus ditafsirkan secara harfiah atau ditafsirkan secara simbolis?
Sebagai Raja yang memegang kunci maut dan kerajaan maut (1:18), Tuhan Yesus memerintahkan salah satu malaikat-Nya yang memegang anak kunci jurang maut dan rantai besar di tangannya untuk menangkap dan mengikat Iblis lalu melemparkannya ke dalam jurang maut selama seribu tahun (20:1-2). Ini adalah ungkapan simbolis yang menjelaskan bahwa kuasa Iblis dibatasi. Ketika memulai pelayanan-Nya, Tuhan Yesus mengusir setan dengan kuasa Roh Allah. Pada puncak pelayanan-Nyayaitu saat Kristus mencurahkan darah-Nya di atas kayu salib kuasa Iblis dilucuti dan Iblis dikalahkan. Pelayanan Tuhan Yesus mengusir setan itu dihubungkan dengan datangnya kerajaan Allah (Matius 12:26). Dalam bacaan Alkitab hari ini, setan diikat dan orang percaya memerintah bersama Kristus selama seribu tahun (20:2-4). Kedatangan Kristus ke dalam dunia menggenapkan nubuat Perjanjian Lama mengenai penegakan Kerajaan Allah dengan Mesias sebagai Raja. Dengan kehadiran-Nya, Injil diberitakan ke seluruh bangsa. Dia memerintah bersama orang percaya selama masa seribu tahun (20:4). Perkataan "memerintah selama seribu tahun" ini bersifat simbolis, bukan literal. Masa pemerintahan seribu tahun terbentuk pada masa di antara kedatangan-Nya yang pertama dan yang kedua. Ia menjadi Raja yang memerintah orang yang percaya kepada-Nya. Kerajaan Anak Manusia (Matius 13:41) sama dengan kerajaan seribu tahun (Wahyu 20). Dalam Kerajaan Anak Manusia, Iblis masih bisa menyesatkan dan mempengaruhi orang untuk melakukan kejahatan. Akan tiba masa saat Kristus memerintah untuk selama-lamanya dalam Kerajaan Bapa-Nya, yaitu setelah Iblis dibinasakan (Matius 13:42-43).
Tuhan Yesus sudah memerintah dalam kehidupan orang percaya Pemerintahan Kristus bersama orang percaya juga harus dimaknai secara simbolis, bukan politis. Memerintah di sini berarti melayani gereja-Nya dan memberitakan Injil.
Jadilah duta Kerajaan Allah yang siap sedia melayani komunitas orang percaya dan menjangkau jiwa melalui pemberitaan Inji.