Lukas 1:5-25

Tidak Ada yang Mustahil bagi Allah

18 Desember 2022
Pra-Natal
Ketika Natal masih dalam Keterbatasan

Perayaan Natal tahun ini adalah perayaan Natal ketiga yang dirayakan setelah kondisi pandemi Covid-19 diumumkan. Meskipun program vaksinasi telah membuat gejala paparan Covid-19 semakin ringan, Natal tetap harus dirayakan dalam keterbatasan dan dengan kewaspadaan. Krisis ekonomi global yang makin diperparah oleh peperangan Rusia-Ukraina telah menimbulkan gejolak di berbagai negara. Berbagai negara satu-persatu mengalami inflasi. Kenaikan harga pangan dan energi terus meroket. Bila tidak bersandar kepada Allah, kita pasti akan semakin kuatir dan bisa kehilangan sukacita saat merayakan Natal tahun ini.

Kondisi sulit yang diliputi oleh berbagai keterbatasan seperti yang kita hadapi saat ini juga dihadapi dalam bentuk berbeda oleh orang-orang yang dikisahkan pada masa kelahiran Kristus. Saat Yesus Kristus--Sang Mesias--dilahirkan, bangsa Yahudi dijajah oleh bangsa Romawi, dan sebagian besar rakyat dalam kondisi miskin. Elisabet--yang dipilih Allah untuk melahirkan Yohanes Pembaptis, pembuka jalan bagi kedatangan Sang Mesias--adalah seorang yang mandul dan telah lanjut umur. Menurut akal sehat, sulit untuk dipercaya bahwa Elisabet masih bisa hamil dan melahirkan anak. Maria--yang dipanggil untuk menjadi ibu Sang Mesias--harus percaya dengan iman bahwa ia akan hamil oleh kuasa Roh Kudus. Gembala-gembala yang dipanggil untuk menjadi saksi kelahiran Sang Mesias adalah orang-orang bersatus sosial rendah dalam masyarakat. Simeon dan Hana--yang menanti kedatangan Sang Mesias dan diberi kesempatan untuk melihat Sang Bayi Yesus Kristus sebelum wafat--adalah orang-orang yang telah lanjut umur. Orang-orang majus dari Timur--yang datang untuk menemui Sang Mesias, Raja yang baru dilahirkan--harus menempuh perjalanan yang amat jauh selama dua tahun dengan tuntunan bintang untuk bisa menyembah Sang Bayi Yesus Kristus.

Saat merayakan Natal tahun ini, janganlah mata kita terpaku oleh masalah yang kita hadapi, melainkan pandanglah Allah yang tidak terbatas dan sanggup melakukan hal-hal yang tampak mustahil terjadi. Yesus Kristus--Allah yang menjadi manusia--adalah Terang Yang Besar yang hadir untuk memberi kedamaian yang kita perlukan untuk menghadapi segala kekuatiran yang bisa menghilangkan sukacita dalam perjalanan iman kita di dunia ini. Semoga Allah menolong kita untuk tetap memercayai Dia, sehingga kita bisa tetap setia mengabarkan berita injil yang menyelamatkan pada perayaan Natal tahun ini. [GI Jumaria Chandra]





Renungan GeMA 18 Desember 2022
Tidak Ada yang Mustahil bagi Allah (Pra-Natal)

Kata "mustahil" adalah kata yang artinya "tidak mungkin terjadi". Melalui malaikat Gabriel, Allah menubuatkan bahwa Zakharia dan Elisabet akan mendapatkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamainya Yohanes--selanjutnya akan disebut Yohanes Pembaptis. Sebagai pasangan usia lanjut, jelas bahwa mendapatkan anak adalah hal yang mustahil dalam pemikiran Zakharia dan Elisabet, apa lagi Elisabet itu mandul. Namun, Allah sanggup membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Yohanes bukan hanya dikaruniakan di tengah kemustahilan, tetapi ia juga berperan dalam menyiapkan jalan bagi kedatangan Sang Juruselamat (1:17). Zakharia--ayah Yohanes Pembaptis--berasal dari garis keturunan Harun dan mewarisi peran Imam, sedangkan Yusuf--ayah Yesus Kristus--berasal dari garis keturunan Daud dan mewarisi peran Raja. Pada zaman Herodes, raja Yudea, kemuliaan kedua garis keturunan ini sudah redup. Tongkat kerajaan Yehuda telah berpindah ke tangan bangsa Asing, yaitu bangsa Romawi. Yohanes Pembaptis hadir untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Juruselamat yang memegang tongkat kerajaan Yehuda. Sayangnya, saat menerima pemberitahuan tentang kelahiran anaknya, Zakharia sempat meragukan Allah. Sebagai konsekuensinya, ia menjadi bisu sampai hari kelahiran anaknya (1:20,64). Setelah menyadari bahwa dirinya telah hamil, Elisabet sangat bersukacita atas perbuatan ajaib Allah bagi dirinya (1:25). Apakah Anda sedang menghadapi persoalan berat yang membebani pikiran Anda? Walaupun mulut kita mungkin mengakui bahwa Allah itu mahakasih dan mahakuasa, tidak mudah bagi kita untuk meyakini bahwa Allah mau dan sanggup menolong kita. Jangan samakan Allah dengan manusia. Allah tidak memiliki keterbatasan seperti manusia yang terbatas. Kita perlu meyakini bahwa setelah kita memercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, kita telah menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12), sehingga Allah pasti memedulikan kita. Keyakinan kita kepada Kristus diuji oleh keberanian kita untuk meyakini bahwa Allah pasti mengabulkan doa kita bila kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya (1 Yohanes 5:14). Apakah Anda benar-benar memercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda? Apakah Anda meyakini bahwa Allah mengasihi dan memedulikan diri Anda? Apakah Anda meyakini bahwa kuasa Allah melampaui keterbatasan Anda? [GI Jumaria Chandra]

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design