Keamanan adalah kebutuhan mendasar bagi setiap orang. Bila kita merasa bahwa diri kita berada dalam keadaan tidak aman, segala sesuatu yang kita miliki tidak akan bisa memberi kenyamanan. Hal ini juga dirasakan oleh Daud yang saat itu menjadi pelarian. Pasalnya, Raja Saul sadar bahwa Allah telah menolak dirinya dan Allah telah memilih Daud untuk menjadi raja menggantikan dia. Kekuatiran bahwa Daud akan merebut posisinya membuat Raja Saul berniat membunuh Daud. Oleh karena itu, Daud melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari Raja Saul. Ahimelekh, imam di Nob--yang tidak mengerti bahwa Daud telah menjadi buronan--memberi makanan dan senjata kepada Daud. Akibatnya, Saul murka dan membunuh para imam dan penduduk Nob. Hanya Abyatar--anak imam Ahimelekh--yang berhasil meloloskan diri, lalu menjadi pengikut Daud (1 Samuel 21-22). Tidak mengherankan bahwa setelah peristiwa itu, tidak ada orang yang bisa dan berani melindungi Daud, sehingga dia mengatakan, "tidak ada seorang pun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang" (Mazmur 142:5b). Daud sangat sulit mencari tempat berlindung, sehingga dia sering terpaksa bersembunyi di dalam gua (142:1). Dalam keadaan seperti itu, Daud berseru kepada TUHAN untuk memohon belas kasihan: "Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya." (142:3). Dalam keadaan yang terancam itu, Daud berkata, "Aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN, Engkaulah tempat perlindunganku, Engkau saja yang kuperlukan dalam hidup ini." (142:6, Alkitab Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari).
Di Indonesia, situasi seperti yang dihadapi oleh Daud itu hanya terdapat di daerah-daerah konflik. Walaupun pada umumnya, kita tidak menghadapi ancaman senjata, kita menghadapi bahaya yang datang dari kesulitan ekonomi, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan penyakit berbahaya. Pandemi Covid-19 sudah menghadapi masa akhir. Akan tetapi, kemungkinan munculnya berbagai penyakit baru yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan dan rekayasa genetika bisa menjadi ancaman baru yang tidak kalah mengerikan bila dibandingkan dengan ancaman senjata. Saat menghadapi kemungkinan ancaman bahaya, apa yang Anda andalkan? Apakah Anda mengandalkan tubuh yang sehat atau kekayaan yang berlimpah atau Anda mengandalkan kasih dan perlindungan TUHAN?