Alasan paling kuat bagi kita untuk memuji TUHAN adalah karena kita memercayai Dia! Bila kita tidak memercayai TUHAN, untuk apa kita memuji Dia? Memuji TUHAN tanpa dilandasi sikap percaya merupakan pujian yang tidak jujur atau pujian yang hanya sekadar ikut-ikutan. Allah menghendaki pujian yang berasal dari hati yang memercayai Dia! Itulah sebabnya, dalam kitab Mazmur, beberapa kali pemazmur berkata, "Pujilah TUHAN, hai jiwaku!" (103:1-2, 22; 104:1,35; 146:1).
Pujian yang tulus selalu muncul dari hati yang memercayai TUHAN sebagai sumber pengharapan. Bacaaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa TUHAN adalah Penolong saat kita menghadapi bahaya (146:5). Dia selalu sanggup menolong kita karena Dia adalah Pencipta langit dan bumi, laut dan segala isinya (147:8,16). Ia dapat diandalkan karena Ia setia terhadap janji-janji-Nya yang bisa kita baca dalam Alkitab (146:6). Kita bisa memercayai TUHAN karena Dia itu adil, penuh kasih, dan memedulikan kita. TUHAN itu peduli terhadap umat-Nya, sehingga Ia hadir di dunia untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa, memberi pengertian, membela orang yang tertindas, serta menolong orang yang tak berdaya--arang asing, anak yatim, dan janda (146:7-9). Ialah Raja yang memiliki wewenang mengatur hidup kita (146:10). Ia besar, kuat, dan bijaksana (147:5). Apakah Anda memercayai TUHAN? Pujian yang tulus kepada TUHAN selalu merupakan respons yang wajar dari pengalaman hidup bersama TUHAN. Pengalaman mengalami pertolongan TUHAN adalah salah satu dorongan untuk memuji Tuhan (bandingkan dengan pengalaman umat Yehuda, 147:1-2). Kita juga memuji TUHAN karena kita telah sering mengalami penghiburan Tuhan, khususnya saat hati kita terluka (147:3). Setiap orang beriman pasti memiliki pengalaman khusus dengan Tuhan, yang berbeda bagi setiap orang. Apakah Anda bisa menceritakan pengalaman bersama TUHAN yang bisa menjadi alasan khusus bagi Anda untuk memuji Tuhan? Pujian yang tulus kepada TUHAN bisa diungkapkan dengan berbaai ekspresi, termasuk melalui penggunaan alat musik seperti kecapi (147:7). Penggunaan alat musik bersifat netral. Semua alat musik bisa dipakai untuk mengekspresikan pujian kepada TUHAN. Akan tetapi, pemakaian alat musik di dalam ibadah seharusnya menimbulkan damai sejahtera, bukan kegelisahan. Apakah alat musik di gereja Anda menumbuhkan damai sejahtera di hati Anda?