Sebagai manusia ciptaan Allah, kita harus menyadari bahwa hidup kita seharusnya diabdikan untuk memuliakan Allah dengan melakukan kehendak-Nya. Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan beberapa hal yang bersifat mendasar: Pertama, penempatan manusia pertama--yaitu Adam, dan selanjutnya bersama dengan Hawa--di Taman Eden dimaksudkan untuk menjalankan misi Allah terhadap lingkungan alam. Di satu sisi, penempatan ini dimaksudkan agar manusia memiliki makanan. Semua buah yang dihasilkan oleh pohon-pohon di taman itu--kecuali satu pohon--bebas untuk dimakan Di sisi lain, penempatan ini disertai tanggung jawab untuk mengusahakan dan memelihara taman, serta disertai batasan, yaitu bahwa buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat tidak boleh mereka makan (2:15-17). Adanya perintah dan batasan menunjukkan bahwa manusia tidak berkuasa atas dirinya sendiri, dan bahwa manusia harus bertanggung jawab kepada Allah atas apa yang dia lakukan. Apakah cara hidup Anda menunjukkan adanya kesadaran bahwa Anda bertanggung jawab kepada Allah? Kedua, manusia diciptakan untuk hidup dalam kebersamaan. TUHAN Allah berfiman, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (2:18). Firman TUHAN di atas menjelaskan bahwa hidup menyendiri bukanlah kehendak TUHAN. Manusia harus hidup dalam kebersamaan, tetapi kebersamaan harus dilakukan dengan pasangan yang sepadan. Hewan bukanlah pasangan yang sepadan untuk manusia (2:19-20). Oleh karena itu, hubungan dengan manusia tidak boleh digantikan oleh hubungan dengan hewan. Hubungan pria dan wanita juga tidak boleh diganti dengan hubungan sejenis--pria dengan pria atau wanita dengan wanita--karena hubungan kebersamaan yang Allah maksudkan berkaitan dengan rencana Allah untuk memenuhi bumi (2:24, bandingkan dengan 1:28).
Sepanjang sejarah umat manusia, terlihat jelas bahwa manusia sering menuntut hak untuk bebas, tetapi enggan melaksanakan tanggung jawab terhadap Sang Pencipta. Keengganan untuk melakukan tanggung jawab menaati kehendak Allah membuat manusia berusaha menyangkal gagasan penciptaan dengan dalih bahwa penciptaan bertentangan dengan sains yang meniadakan campur tangan Allah dalam semua proses yang terjadi dalam alam semesta. Dengan dalih hak asasi manusia, manusia mengagungkan kesetaraan gender dan memperjuangkan penerimaan terhadap pernikahan sesama jenis. Apakah Anda yakin bahwa Anda harus mempertanggungjawabkan kehidupan Anda kepada Allah? Apakah Anda bersedia melaksanakan seluruh kehendak Allah, termasuk dalam hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadi?